Dalam Artikel Ini:
ToggleKlasifikasi Tuna Wicara dan Rekomendasi Terapi Terbaik
Tuna wicara merupakan kesulitan yang dialami oleh seseorang dalam menjelaskan pikiran menggunakan bahasa verbal. Kondisi ini akan membuat orang lain kesulitan untuk mengerti dan memahami maksud mereka.
Kondisi gangguan bicara ini berbeda dengan keterlambatan bahasa yang terjadi pada anak-anak. Keterlambatan bahasa atau speech delay merupakan masalah perkembangan anak-anak, sedangkan kondisi ini termasuk dalam disabilitas fisik.
Tuna wicara terbagi menjadi dua klasifikasi yaitu bersifat organik dan fungsional. Klasifikasi organik terjadi karena ada penyebab yang mendasari, sedangkan gangguan bicara fungsional bersifat idiopatik atau tidak diketahui sebabnya.
Salah satu langkah untuk menangani seseorang yang mengalami disabilitas fisik ini adalah dengan terapi. Oleh sebab itulah sangat penting untuk mencari layanan jasa terapi yang terpercaya dan menggunakan tenaga kerja berpengalaman agar hasilnya lebih maksimal.
Mengenal Tentang Tuna Wicara Berikut
Tuna wicara merupakan ketidakmampuan orang untuk bicara karena adanya gangguan pada organ-organ tertentu. Gangguan bicara ini terbagi menjadi beberapa jenis yang cukup umum dialami oleh penderita seperti berikut.
Pertama adalah gagap yaitu ketika seseorang tidak bisa melakukan koordinasi fungsi yang mendorong ucapan. Gagap ini juga merupakan indikasi keterlambatan perkembangan pada usia anak maupun kondisi bawaan.
Selanjutnya adalah kesalahan artikulasi ketika penderita tidak bisa membentuk bunyi ujaran sebab posisi lidah tidak tepat. Terdapat juga gangguan pengikat lidah atau ankyloglossia yaitu kondisi fisik yang membuat penderita sulit menggerakkan lidah.
Jenis selanjutnya adalah apraksia yaitu ketika gagal mengkoordinasikan otot-otot untuk bicara dan disartria karena kerusakan otak. Terakhir kebisuan selektif, yaitu kecemasan penderita saat berada di tempat atau situasi tertentu sehingga tidak bisa berbicara.
Penyebab gangguan berbicara ini cukup beragam, misalnya kasus gagap bisa terjadi karena turun temurun atau gangguan pada otak. Sementara itu penyebab lainnya adalah tongue-tie, yaitu kondisi fisik yang membuat penderita sulit menggerakkan lidah.
Penyebab lainnya adalah gangguan spektrum autisme atau ASD. Kondisi ini membuat penderita memiliki permasalahan interaksi sosial, juga kesulitan menafsirkan atau menggunakan komunikasi non-verbal maupun verbal.
Selanjutnya, kelumpuhan otak atau cerebral palsy sehingga penderita kesulitan melakukan koordinasi otot dan gerakan. Disleksia atau kesulitan membaca juga bisa menyebabkan seseorang sulit berkomunikasi.
Terakhir adalah gangguan pendengaran yang merupakan kelainan bawaan paling umum pada anak-anak. Penderita yang mengalami gangguan pendengaran dapat mengganggu perkembangan bahasa atau bicara.
Baca juga tentang : Ketahui Jenis-jenis Apraksia dan Penjelasan Lengkapnya
Klasifikasi Tuna Wicara Gangguan Suara Organik
Seperti penjelasan sebelumnya, tuna wicara terbagi menjadi dua klasifikasi tergantung penyebabnya. Pertama adalah gangguan suara organik yang bisa terjadi karena motorik/neurologis, kelainan struktural, juga permasalahan pada sensorik/perseptual.
Pada gangguan motorik/neurologis, atau yang memiliki kondisi, seperti childhood apraxia of speech (CAS) dan dysarthria. Kedua kondisi ini memiliki gejala yang berbeda meskipun keduanya terjadi karena adanya permasalahan neurologis.
CAS merupakan ketidakmampuan berbicara karena sulit mengkoordinasikan gerakan mulut kompleks untuk menjadi suara. Sedangkan dysarthria terjadi karena kelemahan neuromuskuler sehingga terjadi inkoordinasi otot dalam menghasilkan suara.
Ketidakmampuan bicara karena kelainan struktural contohnya adalah bibir atau langit-langit sumbing dan anomali struktural lain. Bibir atau langit-langit sumbing umumnya disebabkan karena perkembangan embriologis yang tidak khas.
Dampak dari kondisi ini salah satunya adalah gangguan artikulasi dan kesulitan mengucapkan suara tertentu. Penderita dengan langit-langit mulut sumbing umumnya menghasilkan kesalahan ucapan yang lebih sering.
Pada gangguan sensorik/perseptual salah satunya adalah gangguan pendengaran yaitu penurunan atau kehilangan kemampuan dengar seseorang. Kondisi ini umumnya terjadi karena permasalahan telinga bagian luar, tengah, dalam, maupun saraf pendengaran.
Permasalahan yang menurunkan atau bahkan menghilangkan kemauan dengan seseorang masih terbagi menjadi tiga jenis. ketiga jenis tersebut adalah gangguan dengar konduktif, sensorineural (SNHL), dan gangguan pendengaran campuran.
Gangguan pendengaran bisa mempengaruhi perkembangan kemampuan bicara maupun berbahasa. Saat mengalami kesulitan dengar, area otak yang berfungsi untuk komunikasi bisa jadi tidak berkembang baik sehingga pemahaman dan bicara menjadi sulit.
Klasifikasi Tuna Wicara Bersifat Fungsional
Klasifikasi tuna wicara yang kedua adalah bersifat fungsional, karena bisa tidak mendengar dengan baik atau tidak dengar sama sekali. klasifikasi ini kemudian terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu kesalahan artikulasi dan gangguan fonologis.
Gangguan bunyi ujaran fungsional masih berkaitan dengan produksi motorik bunyi ujaran. Gangguan pada ujaran fungsional tersebut termasuk juga dengan produksi motorik bunyi ujaran serta aspek linguistik dari produksi ujaran.
Gangguan artikulasi pada klasifikasi bersifat fungsional lebih terfokus pada kesalahan seperti distorsi atau substitusi ketika memproduksi suara. Karena kondisi ini, penderita menghasilkan produksi suara secara tidak benar.
Salah satu contoh adanya gangguan artikulasi dalam berbicara adalah cadel, kondisi ini bisa berlangsung hingga dewasa. seorang yang cadel akan kesulitan mengucapkan artikulasi suara tertentu misalnya l atau r.
Sementara itu klasifikasi bersifat fungsional lainnya adalah gangguan fonologis, yaitu kesalahan bunyi ujaran. Gangguan ini biasanya membuat penderitanya tidak bisa membentuk bunyi kata secara tepat dan benar.
Misalnya saja, penderita pada usia anak-anak dengan gangguan fonologis tidak akan menggunakan sebagian maupun seluruh bunyi ujaran. Hal ini membuat kata-kata yang terucap tidak seperti yang diharapkan pada anak seusia mereka.
Baca juga tentang : Cara Berkomunikasi dengan Tuna Wicara Bersama Terapis
Rekomendasi Terapi Terbaik untuk Tuna Wicara
Salah satu cara untuk menangani tuna wicara adalah dengan melakukan terapi sehingga kemampuan berbicara dan ekspresi bahasa lebih meningkat. Oleh sebab itulah, memilih layanan terapi yang terbaik sangat penting agar hasilnya lebih maksimal
Rekomendasi terapi wicara terbaik adalah Wicaraku, sebab ada banyak keunggulan serta berbagai layanan sesuai kebutuhan. terapi juga bisa dilakukan di rumah pasien sehingga tidak perlu mengantri dan lebih hemat waktu.
Salah satu pertimbangan penting adalah tenaga kerja adalah terapis sudah berpengalaman dan memiliki Surat Tanda Registrasi. Alat-alat yang digunakan untuk terapi juga sangat lengkap sehingga hasilnya juga akan lebih optimal.
Selain itu metode yang digunakan juga beragam sehingga memberikan pengalaman unik dan komprehensif serta mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi pasien. Tim di lapangan telah profesional dan terlatih, juga selalu memiliki metode inovatif.
Layanan terapi tidak hanya dilakukan di rumah sehingga hemat waktu dan tenaga, namun juga bisa melayani berbagai usia dari anak-anak hingga dewasa. customer service juga memberikan respon yang cepat dan handal untuk memberikan informasi lengkap.
Wicaraku merupakan terapis terbaik karena tidak hanya terpercaya namun juga terjangkau dan bisa diakses kapan saja maupun di mana saja. segala keluhan akan diatasi dengan sangat baik sehingga memberikan kepuasan maksimal kepada pelanggan.
Layanan terapis terbaik ini juga termasuk konsultasi gratis kepada pelanggan seumur hidup, cukup dengan menghubungi nomor WhatsApp kami di +62 895-4151-54575.
Seseorang dengan kondisi disabilitas fisik seperti ketidakmampuan bicara perlu penanganan tepat sehingga bisa berkomunikasi dengan lebih baik. Salah satu cara menangani tuna wicara adalah dengan terapi menggunakan tenaga kerja profesional dan berpengalaman.
Referensi Penulisan :
- Wikipedia. “Bisu”, https://id.wikipedia.org/wiki/Bisu, diakses pada 07 Agustus 2024.
- Halodoc. “Terapi Wicara”, https://www.halodoc.com/kesehatan/terapi-wicara, diakses pada 07 Agustus 2024.