Dalam Artikel Ini:
ToggleKetahui Faktor Pemicu Disartria untuk Penderita Usia Dewasa
Secara singkat disartria adalah kondisi ketika seseorang sulit untuk berbicara karena otot-otot yang digunakan melemah atau susah dikendalikan. Umumnya kondisi tersebut dipicu oleh kerusakan sistem saraf terutama pita suara, gerak bibir, diafragma dan lidah.
Tidak hanya itu, saja penyebab gangguan berbicara ini juga bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain. Meskipun demikian kondisi ini tidak mempengaruhi kecerdasan seseorang meskipun beberapa penderitanya kesulitan memahami sesuatu.
Disartria karena kerusakan otak dan saraf bisa terjadi pada anak-anak selama tumbuh kembangnya baik saat di dalam kandungan maupun ketika sudah lahir. Meski demikian beberapa faktor juga bisa menjadi penyebab penyakit ini saat usia dewasa.
Selain kesulitan berbicara, penderita juga memiliki beberapa gejala umum seperti bicara terlalu cepat atau lambat, cadel sengau, serat, dan lainnya. Penderita juga mengalami gejala fisik seperti tremor sehingga tidak sadar menggerakkan lidah bibir atau rahang.
Faktor Pemicu Disartria untuk Penderita Dewasa
Pada penderita usia dewasa ada beberapa faktor yang menjadi pemicu kondisi disartria. Berikut adalah beberapa faktor yang cukup umum menjadi penyebab seseorang mengalami kesulitan untuk berbicara.
1. Stroke
Otak merupakan organ yang sangat penting dan vital karena mengatur sebagian besar fungsi tubuh, termasuk kemampuan berbicara. Oleh sebab itulah seseorang yang mengalami stroke berkemungkinan besar kesulitan untuk mengontrol otot bicara secara normal.
Stroke sendiri merupakan kondisi ketika pasokan darah menuju ke otak terganggu atau berkurang. Penyebab stroke bisa karena penyumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Seseorang yang mengalami stroke atau gangguan pada otak akan kesulitan untuk mengatur fungsi tubuh termasuk gangguan berbicara. Oleh sebab itulah stroke menjadi salah satu faktor yang menyebabkan seseorang menderita disartria.
2. Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit yang menyebabkan menurunnya progresif dalam sejumlah aspek seperti ingatan, kemampuan berpikir, juga kemampuan berbicara maupun perilaku. Penurunan daya ingat menjadi gejala awal penyakit ini sebelum muncul gejala-gejala lainnya.
Penyakit ini umumnya terjadi pada penderita berusia lebih dari 60 tahun atau lansia, namun juga dapat menyerang orang dewasa muda. Penyebabnya ketika protein otak gagal berfungsi normal sehingga menyebabkan sel otak tidak bisa bekerja dengan baik.
meskipun pikun menjadi gejala awal yang cukup umum namun alzheimer juga menyebabkan seseorang kesulitan berbicara. Gangguan berbicara ini bisa terjadi karena alzheimer merupakan penyakit yang menyerang fungsi otak.
Baca juga tentang : Penyebab Gangguan Disartria Spastik dan Pengobatannya
3. Parkinson
Parkinson merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf sehingga tubuh tidak dapat mengontrol gerakan maupun keseimbangan. Parkinson terjadi karena adanya kerusakan atau kematian sel saraf di dalam otak, penyebab kerusakannya masih belum diketahui.
Penyakit ini umum diderita pasien berusia 50 tahun ke atas, lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita. Parkinson sendiri menyebabkan penderitanya mengalami tremor, kaku otot, hingga gangguan koordinasi.
Pada tahap awal, penderita mengalami gejala ekspresi wajah datar, gangguan gerak tubuh, juga suara lebih kecil. Hal inilah yang membuat Parkinson menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami disartria, sebab kemampuan bicara menjadi terganggu.
4. Cedera Otak
Benturan kepala akibat pukulan, kecelakaan, atau cedera dapat menyebabkan hal fatal seperti gegar otak. Benturan yang cukup keras ini juga bisa mengganggu fungsi kerja otak termasuk kemampuan untuk berbicara.
Ada beberapa gejala yang terlihat ketika seseorang mengalami cedera otak akibat benturan yang keras. Beberapa di antaranya seperti nyeri kepala, mual atau muntah, penurunan fungsi Indra, lupa ingatan, dan lainnya.
Cedera otak yang bisa mengganggu kemampuan untuk berbicara bisa terjadi pada usia berapa saja. Oleh sebab itulah benturan keras yang terjadi di kepala tidak boleh disepelekan, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapat penanganan.
5. Infeksi Otak
Infeksi otak merupakan penyakit sistem saraf pusat karena serangan kuman patogen atau mikroorganisme penyebab penyakit. Jika tidak ditangani dengan baik penyakit bisa berkembang dan akan semakin memperburuk kondisi pasien.
Infeksi pada otak maupun sistem saraf pusat bisa menjadi lebih parah karena beberapa faktor. Selain menurunnya kondisi tubuh hingga infeksi pada organ lainnya, gaya hidup yang tidak sehat juga memperburuk penyakit ini.
Mikroorganisme atau patogen umumnya memiliki sasaran berbeda di otak maupun pusat saraf saat mulai menginfeksi. Hal inilah yang membuat gejala fisik pasien mungkin berbeda-beda, salah satunya kemampuan dalam berbicara atau disartria.
6. Tumor Otak
Tumor otak merupakan penyakit yang terjadi karena tumbuhnya jaringan abnormal di bagian organ tubuh vital ini. Munculnya tumor otak bisa berasal dari jaringan organ itu sendiri maupun kanker pada organ lain yang menyebar.
Penyakit di organ tubuh vital ini terbagi menjadi dua jenis yaitu tumor bersifat jinak dan ganas. Sementara itu, gejala penyakitnya berbeda-beda tergantung jenis, ukuran, kecepatan pertumbuhan, dan lokasi tumbuhnya tumor.
Tumor yang berukuran kecil dan jinak biasanya tidak menimbulkan gejala. jika tumor semakin berkembang maka akan muncul gejala-gejala seperti sakit kepala maupun gangguan saraf seperti kebas lemah otot atau kejang hingga disartria.
Baca juga tentang : Kondisi Sulit Berbicara Disartria, Kenali Jenis dan Terapinya
7. Sklerosis Lateral Amiotrofik
Sklerosis Lateral Amiotrofik merupakan penyakit sel saraf motorik di otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit ini menyebabkan seseorang tidak bisa mengontrol otot-otot lurik yang seharusnya bergerak secara sadar.
Penyakit saraf ini tidak mempengaruhi kemampuan penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, hingga kemampuan intelektual. Meski demikian kondisi ini menyebabkan seseorang mengalami gangguan berbicara atau disartria.
Selain itu masih ada beberapa gejala lainnya seperti tangan dan kaki lemah, perubahan sikap sering tersandung, dan lain sebagainya. Kondisi ini juga bisa menyebabkan pergerakan tubuh tidak bekerja secara normal sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Selain beberapa gejala di atas, pada awalnya seseorang yang mengalami kondisi ini tidak akan merasakan nyeri tubuh. Meski demikian rasa nyeri bisa saja terasa ketika penyakit sistem saraf ini semakin parah.
8. Efek Samping Obat atau Zat Khusus
Pada beberapa kondisi, efek samping obat tertentu bisa mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk kemampuan untuk berbicara. Jika seseorang mengalami disartria karena hal ini, maka dokter akan segera menghentikan atau mengganti penggunaan obat tersebut.
Selain itu, obat-obatan terlarang atau narkotika, serta obat penenang maupun anti kejang juga bisa meningkatkan potensi seseorang mengalami gangguan berbicara. Mengonsumsi zat khusus seperti alkohol juga bisa membuat seseorang mengalami kondisi ini.
Penderita kondisi gangguan berbicara perlu perawatan yang tepat sesuai dengan penyebab maupun tingkat keparahannya. Pengobatan dilakukan agar penderta bisa meningkatkan kemampuan berbicara.
Salah satu pengobatan yang direkomendasikan adalah terapi di Wicaraku sehingga kemampuan berbicara menjadi normal dan komunikasi meningkat. Tujuan terapi juga untuk menyesuaikan kecepatan bicara, memperkuat otot, meningkatkan artikulasi, dan lainnya.
Layanan dan konsultasi gratis dari Wicaraku cukup dengan menghubungi nomor WhatsApp +62 895-4151-54575. Selain itu, informasi lebih lengkap juga bisa didapatkan melalui laman website resmi Wicaraku.
Ada cukup banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang kehilangan kemampuan berbicara, terutama karena gangguan pada fungsi otak dan sistem saraf. Kondisi ini disebut dengan disartria dan bisa ditangani salah satunya menggunakan terapi wicara.
Referensi penulisan:
- Halodoc. ” Mengapa Stroke Bisa Sebabkan Gangguan Bicara Disartria?”, https://www.halodoc.com/artikel/mengapa-stroke-bisa-sebabkan-gangguan-bicara-disartria, diakses pada 05 Agustus 2024.
- Halodoc. “Penyakit Alzheimer?”, https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-alzheimer, diakses pada 05 Agustus 2024.
- Halodoc. “Cedera Otak Bisa Sebabkan Disartria”, https://www.halodoc.com/artikel/cedera-otak-bisa-sebabkan-disartria, diakses pada 05 Agustus 2024.
- Alodokter. “Penyakit Parkinson”, https://www.alodokter.com/penyakit-parkinson, diakses pada 05 Agustus 2024.
- Halodoc. “3 Jenis Infeksi Otak yang Perlu Diketahui”, https://www.halodoc.com/artikel/3-jenis-infeksi-otak-yang-perlu-diketahui, diakses pada 05 Agustus 2024.
- Alodokter. “Tumor Otak”, https://www.alodokter.com/tumor-otak, diakses pada 05 Agustus 2024.