Karakteristik Cerebral Palsy Pada Lansia dan Penanganannya

Wicaraku Writer

September 28, 2024

Wicaraku

Wicaraku Writer

September 28, 2024

Wicaraku

Karakteristik Cerebral Palsy Pada Lansia dan Penanganannya

Cerebral palsy (CP) adalah gangguan neurologis yang disebabkan oleh kerusakan atau perkembangan yang tidak normal pada otak, terutama yang terjadi pada masa perkembangan janin atau bayi baru lahir.

Meskipun CP lebih sering terdiagnosis pada anak-anak, tidak sedikit lansia yang hidup dengan kondisi ini. Seiring bertambahnya usia, individu dengan CP akan mengalami sejumlah perubahan fisik dan mental yang dapat menimbulkan tantangan baru.

Pada lansia, karakteristik CP sering kali berkembang menjadi lebih kompleks, bahkan dapat menimbulkan kondisi yang berbahaya jika tidak dikelola dengan baik.

Sumber Gambar : Freepik 

Karakteristik Cerebral Palsy Pada Lansia yang Sering Terjadi

Penurunan kemampuan bergerak adalah salah satu karakteristik CP yang paling signifikan pada lansia. Dengan bertambahnya usia, otot-otot cenderung melemah, elastisitas jaringan berkurang, dan masalah sendi lebih sering muncul.

1. Penurunan Mobilitas yang Drastis

Bagi lansia dengan cerebral palsy, penurunan mobilitas ini bisa terjadi lebih cepat dibandingkan individu pada umumnya. Keterbatasan gerak dapat menyebabkan mereka lebih sering terjatuh, yang merupakan salah satu risiko terbesar pada lansia.

Jatuh dapat menyebabkan cedera serius seperti patah tulang panggul, cedera kepala, atau kerusakan permanen pada sendi. Selain itu, jatuh yang berulang bisa mengurangi rasa percaya diri dan menyebabkan ketakutan untuk bergerak, sehingga menambah risiko isolasi sosial dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan.

Modifikasi lingkungan hidup, penggunaan alat bantu berjalan seperti tongkat atau kursi roda, serta untuk mempertahankan kekuatan otot dan keseimbangan dapat membantu mencegah risiko ini.

Baca juga tentang : Apa Itu Cerebral Palsy? Ciri-ciri dan Cara Mengobatinya

2. Kekakuan Otot dan Spastisitas yang Semakin Parah

Kekakuan otot atau spasticity adalah salah satu gejala utama pada CP, terutama pada tipe spastic. Kondisi ini membuat otot-otot menjadi kaku dan sulit untuk digerakkan. Pada lansia, spastisitas dapat menjadi lebih parah seiring dengan berkurangnya elastisitas otot.

Penurunan kapasitas fisik secara keseluruhan, spastisitas yang parah bisa menyebabkan kontraktur. Yaitu pemendekan otot yang permanen, yang mengakibatkan deformitas tulang dan kesulitan melakukan aktivitas harian.

Jika tidak ditangani dengan baik, kontraktur bisa menyebabkan deformitas fisik yang menyakitkan dan mengurangi kemampuan lansia untuk beraktivitas mandiri. Hal ini bisa memicu nyeri kronis dan peningkatan ketergantungan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rutin melakukan peregangan otot, latihan fisik, serta terapi botulinum toxin (botox) atau penggunaan obat antispasmodik bisa membantu mengelola kekakuan otot pada lansia dengan cerebral palsy.

3. Nyeri Kronis dan Ketidaknyamanan Fisik

Nyeri kronis adalah masalah umum pada lansia dengan CP, terutama disebabkan oleh kekakuan otot, deformitas tulang, dan tekanan berlebih pada sendi. Nyeri ini sering kali tidak tertangani dengan baik, sehingga dapat mengganggu tidur, mengurangi nafsu makan.

Nyeri kronis yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi kesehatan mental, meningkatkan risiko depresi, dan mengurangi kualitas hidup secara drastis. Jika lansia menjadi kurang aktif akibat nyeri, ini juga bisa memperburuk kondisi fisik dan mempercepat penurunan fungsi tubuh.

Manajemen nyeri yang komprehensif, termasuk penggunaan obat penghilang nyeri, terapi fisik, serta perawatan tambahan seperti akupunktur atau terapi panas dan dingin bisa membantu mengurangi intensitas nyeri dan meningkatkan kenyamanan fisik.

4. Gangguan Pernapasan

Masalah pernapasan sering kali diabaikan pada lansia dengan cerebral palsy, namun ini adalah salah satu karakteristik yang paling berbahaya. Postur tubuh yang tidak seimbang, deformitas tulang dada, dan kekakuan otot pernapasan dapat menyebabkan penurunan kapasitas paru-paru.

Akibatnya, lansia dengan CP rentan terhadap infeksi paru-paru seperti pneumonia. Infeksi paru-paru seperti pneumonia dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan komplikasi serius, terutama pada lansia dengan sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.

Sumber Gambar : Freepik

Perawatan Khusus Terapi Wicara untuk Lansia dengan Cerebral Palsy

Cerebral palsy (CP) adalah gangguan neurologis yang muncul sejak masa kanak-kanak akibat kerusakan atau perkembangan yang tidak sempurna pada otak. Kondisi ini menyebabkan gangguan pada kontrol gerakan, postur, dan koordinasi tubuh.

Meskipun CP biasanya terdeteksi pada usia dini, beberapa individu dapat terus mengalami dampak fisik dan kognitif dari kondisi ini hingga memasuki usia lanjut.

Ketika cerebral palsy dialami oleh lansia, tantangan yang dihadapi bisa lebih kompleks karena kombinasi antara gejala CP dengan perubahan fisik dan kognitif yang muncul seiring bertambahnya usia.

Salah satu aspek yang paling terdampak adalah kemampuan komunikasi. Di sinilah terapi wicara berperan penting untuk membantu meningkatkan kualitas hidup lansia dengan kondisi ini.

Terapi wicara yang dirancang khusus untuk lansia dengan cerebral palsy tidak hanya berfokus pada kemampuan bicara semata, tetapi juga mencakup aspek yang lebih luas seperti komunikasi non-verbal, kemampuan menelan (disfagia), dan penguatan otot-otot wajah serta mulut.

Baca juga tentang : Peningkatan Kemampuan Anak Cerebral Palsy dengan Terapi Wicara

Teknik-teknik Terapi Wicara yang Khusus untuk Lansia dengan Cerebral Palsy

Terapi wicara untuk lansia harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pasien, mengingat kondisi setiap individu bisa sangat bervariasi.

Terapi ini biasanya dimulai dengan evaluasi menyeluruh oleh terapis wicara profesional untuk menentukan tingkat kemampuan bicara dan komunikasi pasien, serta area-area mana saja yang memerlukan intervensi, berikut adalah beberapa teknik terapi wicara yang umumnya diterapkan.

1. Latihan Penguatan Otot Mulut dan Wajah

Lansia sering mengalami kelemahan pada otot-otot mulut, bibir, lidah, dan rahang. Ini dapat mempengaruhi kejelasan ucapan dan kemampuan menelan.

Latihan penguatan otot mulut dan wajah dilakukan untuk meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot-otot tersebut, sehingga pasien dapat mengendalikan pergerakan mulut dan lidah dengan lebih baik.

Latihan ini mencakup gerakan-gerakan sederhana seperti membuka dan menutup mulut, mengangkat lidah ke arah langit-langit, serta meniup udara melalui sedotan untuk melatih kekuatan otot pipi.

2. Latihan Pernapasan dan Kontrol Nafas

Kemampuan mengatur pernapasan sangat penting dalam menghasilkan suara yang jelas saat berbicara. Lansia mungkin memiliki pernapasan yang pendek atau tidak stabil, sehingga ucapan mereka terdengar terputus-putus atau lemah.

Terapi wicara dapat melibatkan latihan pernapasan yang dirancang untuk memperbaiki kontrol nafas, seperti latihan pernapasan diafragma dan latihan menghembuskan udara secara teratur untuk menghasilkan suara yang lebih kuat dan stabil.

3. Latihan Artikulasi dan Intonasi

Artikulasi adalah kemampuan untuk mengucapkan suara atau kata dengan jelas dan benar. Lansia dengan penyakit ini sering kesulitan dalam mengartikulasi kata karena otot-otot yang kaku atau lemah.

Terapi wicara mencakup latihan pengucapan yang berulang untuk memperbaiki kejelasan setiap bunyi. Terapis juga dapat melatih pasien untuk menggunakan intonasi yang tepat agar ucapan mereka terdengar lebih alami. Ini mencakup latihan menekankan nada, volume, kecepatan bicara.

4. Latihan Komunikasi Non-Verbal

Dalam beberapa kasus, lansia mungkin mengalami kesulitan bicara yang sangat parah sehingga sulit untuk berkomunikasi secara verbal. Terapi wicara juga dapat mencakup latihan komunikasi non-verbal, seperti penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, atau alat bantu komunikasi alternatif seperti papan gambar atau perangkat teknologi yang membantu pasien berkomunikasi lebih efektif.

Hubungi Wicaraku di nomor berikut +62 895-4151-54575 untuk informasi lebih lanjut dan konsultasi mengenai perawatan yang tepat bagi lansia. Dengan perawatan yang tepat, kualitas hidup lansia dengan cerebral palsy dapat meningkat bisa menjalani hari-hari dengan lebih mandiri dan nyaman.

 

Referensi Penulisan:

Subscribe To Our Newslater

Get updates and learn from the best

Subscribe To Our Newslater

Get updates and learn from the best

Dampak Laryngitis dan Pentingnya Jaga Kesehatan Suara

Perbedaan Lidah Normal dan Tongue Tie, Kondisi dan Dampaknya

Bagaimana Mengatasi Gangguan Fluency? Lakukan Terapi Wicara

Apakah Anda Ingin Meningkatkan Bisnis Anda?

Meningkatkan client yang membutuhkan layanan Fisioterapis di klinik Anda, anda bisa bekerja sama
dengan kami!

Layanan Kami

Konsultasi Gratis

Konsultasi via WhatsApp gratis untuk selamanya.

Earl Package

  • 6x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

King Package

  • 8x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Emperor Package

  • 12x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Crown Package

  • 15x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Royal Package

  • 30x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang