Dalam Artikel Ini:
ToggleDistorsi Artikulasi Akibat Kecelakaan dan Cara Mengatasinya
Distorsi artikulasi adalah salah satu gangguan berbicara yang membuat penderitanya kesulitan untuk mengucapkan kata dengan benar. Seseorang dengan kondisi ini mengucapkan kata-kata yang sulit dimengerti oleh orang lain.
Gangguan bicara ini sendiri bisa terjadi kepada seseorang karena beberapa faktor penyebab, mulai dari bawaan sejak lahir hingga kecelakaan. Ketika terjadi kecelakaan dan membentur bagian kepala, maka bisa berkemungkinan menyebabkan cedera otak.
Cedera otak akibat kecelakaan ini bisa jadi membuat saraf yang berfungsi untuk berbicara secara normal menjadi terganggu sehingga seseorang mengalami distorsi artikulasi. Selain itu, cedera otak juga bisa menyebabkan permasalahan berbicara lainnya, seperti disartria.
Jika seseorang sudah mengalami cedera otak yang menyebabkan gangguan dalam berbicara maka sangat penting untuk segera mengatasinya. Penanganannya sendiri juga harus tepat dan dilakukan oleh terapi berpengalaman agar hasilnya lebih optimal.
Mengenal Tentang Distorsi Artikulasi Berikut
Distorsi artikulasi adalah sebuah kondisi yang menyebabkan seseorang tidak bisa mengucapkan satu kata atau bunyi dengan jelas. Pada usia anak-anak kondisi ini termasuk bagian dari speech delay.
Seseorang dengan kondisi ini akan menghasilkan suara dengan penempatan tekanan koordinasi maupun waktu tidak tepat. Hal inilah yang pada akhirnya menyebabkan distorsi atau penyimpangan saat berbicara.
Kesalahan berbicara sendiri sebenarnya merupakan hal normal pada masa perkembangan. Namun hal tersebut perlu diwaspadai ketika anak-anak sudah menginjak usia 4 hingga 5 tahun sebab bisa menjadi permasalahan jangka panjang.
Demikian juga jika seseorang mengalami kondisi ini karena disebabkan oleh cedera otak pasca kecelakaan atau benturan keras di kepala. Hal ini menunjukkan adanya kerusakan saraf yang berfungsi untuk berkomunikasi.
Secara umum gangguan artikulasi bisa disebabkan oleh faktor organik maupun fungsional. Kondisi ini juga dibedakan menjadi beberapa klasifikasi yaitu distortion, substitution, omission, dan addition.
Faktor organik penyebab kondisi ini salah satunya buruknya koordinasi otot-otot untuk berbicara. Sedangkan faktor fungsional bisa terjadi karena metode pengajaran di lingkungan rumah maupun sekolah tidak konsisten atau salah sehingga stimulasi kurang.
Distortion merupakan gangguan yang mengubah bunyi bahasa sehingga bisa mengubah keseluruhan makna, seperti ‘lari’ menjadi ‘lali’. Substitution terjadi karena penukaran fonem dengan fonem lain yang membuat maknanya berubah.
Omission atau omisi merupakan gangguan artikulasi yang membuat penderitanya mengurangi satu huruf atau kata, misalnya ‘mobil’ menjadi ‘mobi’. Sedangkan addition adalah menambah fonem dari sebuah kata misalnya ‘Bogor’ menjadi ‘Mbogor’.
Baca juga tentang : Klasifikasi Tuna Wicara dan Rekomendasi Terapi Terbaik
Distorsi Artikulasi Akibat dari Kecelakaan
Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya distorsi artikulasi adalah kecelakaan atau cedera otak traumatik (Traumatic Brain Injury). Cedera otak ini bisa bersifat non degeneratif karena terjadinya benturan, pukulan, goncangan keras, hingga penetrasi kepala.
Traumatic brain injury atau TBI bisa menyebabkan kerusakan pada area otak yang bersifat lokal, salah satunya sel saraf untuk berkomunikasi atau bicara. Gejala yang timbul juga bervariasi mulai dari ringan, sedang, hingga berat tergantung lokasi lesi.
tidak hanya itu saja gejala yang timbul juga tergantung dengan tingkat kerusakan pada area otak, usia, maupun tahap perkembangan pada anak-anak. Efek dari TBI bisa memiliki sifat sementara atau permanen, selain itu tidak ada individu yang memiliki pola sama.
Cedera otak traumatik, terutama jika menyebabkan kerusakan parah yang menyebabkan pasien kehilangan kesadaran dan respon tubuh hilang meningkatkan risiko komplikasi. Beberapa risiko komplikasi mulai dari gangguan ingatan, pendengaran, juga komunikasi.
Oleh sebab itulah, seseorang yang mengalami cedera otak karena kecelakaan harus segera mendapat penanganan sedini mungkin. Jika segera mendapat penanganan dokter akan tahu berat atau ringannya trauma kepala dan penanganan yang tepat.
Penanganan tepat tentu saja akan membantu pasien untuk mencegah terjadinya impairment lebih jauh. Penanganan sedini mungkin juga membuat pasien bisa lebih cepat pulih dan bisa lebih baik dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Jika pasien mengalami gangguan komunikasi atau artikulasi, salah satu cara penanganannya adalah dengan melakukan terapi. Terapis akan memberikan metode-metode yang tepat sehingga pasien bisa kembali berkomunikasi dengan normal.
Gejala Distorsi Artikulasi Akibat Kecelakaan
Gangguan bicara termasuk distorsi artikulasi akibat kecelakaan dan cedera otak akan berdampak buruk dengan komunikasi verbal maupun non-verbal. Pada usia dewasa, ada beberapa gejala yang muncul jika terjadi gangguan komunikasi pasca kecelakaan.
Pada aspek kognitif, seseorang bisa mengalami kesulitan dalam memproses maupun memberikan respon sebuah informasi. Selain itu, juga aspek ini juga menimbulkan gangguan memori, metakognisi, serta defisit kognitif lainnya.
Pada aspek pragmatik atau komunikasi sosial, pasien kesulitan untuk memulai percakapan serta mempertahankan topik. Selain itu, pasien juga tidak bisa mengatur dan mengekspresikan emosi, juga memahami emosi orang lain.
Pada aspek ujaran atau verbal, pasien kesulitan menemukan kata juga terjadi penurunan kemampuan dalam merumuskan percakapan. pada bahasa tulisan beberapa orang mengalami kesulitan dalam memahami teks tertulis terutama bahasa kiasan.
Pada aspek bicara pasien bisa mengalami disatria, apraksia, hingga gangguan artikulasi saat berbicara. Gejala lainnya timbul pasca kecelakaan terdapat pada aspek suara atau disfonia dan aspek menelan atau disfagia.
Selain itu terdapat gejala khusus yang terjadi akibat kecelakaan pada usia balita ke bawah. gejala-gejala akan cukup sulit terlihat pada usia bayi atau balita karena belum memiliki perkembangan dan kemampuan komunikasi yang baik.
Gejala yang timbul pada usia balita biasanya dilihat dari beberapa perubahan kebiasaan sebelum terjadi cedera. Beberapa hal yang diperhatikan seperti perubahan kebiasaan makanan atau menyusui, perubahan kebiasaan tidur, iritabilitas, dan lainnya.
Baca juga tentang : Bahaya Gangguan Artikulasi Jika Tidak Segera Ditangani
Terapi Distorsi Artikulasi Akibat Kecelakaan
Cara yang paling tepat untuk menangani gangguan komunikasi seperti distorsi artikulasi akibat kecelakaan adalah terapi. Metode-metode terapi yang sesuai akan membuat kemampuan berkomunikasi serta artikulasi semakin baik.
Rekomendasi terapi paling tepat untuk menangani gangguan artikulasi adalah Wicaraku, sebab terapis sudah memiliki Surat Tanda Registrasi. Selain terapis profesional dan berpengalaman, alat terapi yang digunakan juga lengkap.
Layanan jasa terapi ini bisa melayani pasien dalam berbagai usia, selain itu pelayanan bisa dilakukan di rumah sehingga tidak perlu mengantri. Pasien juga lebih menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu datang langsung ke tempat terapi.
Wicaraku memiliki terapi secara yang bisa membantu merawat anak-anak maupun orang dewasa dengan permasalahan komunikasi seperti gangguan artikulasi. Selain itu kondisi lain yang bisa diatasi seperti menelan dan pemahaman berbahasa.
Metode yang dilakukan sangat tepat karena melalui diagnosis akurat serta resep latihan sesuai. hal ini tentu akan membantu pasien untuk kembali berkomunikasi secara normal dan melakukan aktivitas sehari-hari.
Langkah pemesanan di layanan jasa Wicaraku cukup mudah, tinggal konsultasi terapi wicara melalui WhatsApp, konfirmasi pemesanan visit, dan konfirmasi nama terapis. Tidak perlu khawatir, sebab customer service memberikan respon cepat dan handal,
Konsultasi terapi wicara gratis seumur hidup bisa langsung menghubungi nomor WA +62 895-4151-54575. Selain itu, bisa juga membuka website resmi kami untuk mengetahui berbagai informasi layanan lainnya.
Kecelakaan yang menyebabkan cedera otak bisa membuat penderita kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi, salah satunya gangguan artikulasi. Efek yang timbul karena cedera otak seperti distorsi artikulasi perlu ditangani dengan terapi.
Referensi Penulisan :
- Kemenkes. “Mengenali Gangguan Komunikasi Pasca Cedera Otak Traumatik”, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2527/mengenali-gangguan-komunikasi-pasca-cedera-otak-traumatik, diakses pada 08 Agustus 2024.
- Alodokter. “Apakah kecelakaan dapat menyebabkan tuna wicara?”, https://www.alodokter.com/komunitas/topic/penyebab-tunawicara, diakses pada 08 Agustus 2024.
- Liputan6. “Pengertian Artikulasi adalah Bunyi Bahasa, Ketahui Penyebab Gangguannya”, https://www.liputan6.com/hot/read/4907615/pengertian-artikulasi-adalah-bunyi-bahasa-ketahui-penyebab-gangguannya, diakses pada 08 Agustus 2024.