Apraxia merupakan salah satu gangguan saraf dan otak sehingga berpengaruh terhadap kemampuan gerak atau sistem motorik tubuh. Pada kondisi tersebut maka otot masih memiliki kekuatan normal serta otak mengerti gerakan yang ingin dilakukan. Namun otot tidak mampu merespon sinyal perintah yang diberikan otak.
Efeknya tubuh tidak bisa melakukan gerakan yang diinginkan. Gangguan ini juga terjadi pada berbagai bagian tubuh mulai dari wajah, kaki, dan tangan. Namun seringkali pasien juga sulit berkomunikasi, tambah lagi penyakit ini bisa menyerang berbagai usia mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Dalam Artikel Ini:
ToggleKenali Penyebab Munculnya Penyakit Apraxia
Penyebab utama dari kehadiran penyakit ini karena ada kerusakan di otak. Ada banyak kasus yang menunjukkan penyakit ini muncul akibat kerusakan di bagian otak kiri. Penyakit ini biasanya dipicu oleh kondisi tertentu seperti tumor otak, demensia, stroke, cedera trauma otak, dan hidrosefalus.
Adanya penyakit ini menimbulkan kerusakan pada bagian otak yang mengatur pergerakan tubuh. Umumnya penyebab tersebut banyak ditemukan pada pasien dewasa sehingga mempengaruhi kemampuan motorik yang sebelumnya telah ada.
Bahkan berdasarkan penelitian menunjukkan sekitar 30% penderita apraxia pernah menderita stroke sebelumnya. Selain itu penyakit ini juga disebabkan akibat kelainan genetika.
Biasanya kondisi tersebut terjadi dalam kandungan dan muncul seiring dengan proses tumbuh kembang anak. Untuk anak-anak yang menderita gangguan ini biasanya disertai dengan afasia serta perkembangan kemampuan bahasanya juga berbeda dengan anak yang normal.
Baca juga tentang : Apraxia pada Anak dan Jenis Perawatan yang Tepat
Berikut Ini Beberapa Tipe Gangguan Apraxia
Agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat maka Anda harus memahami apa saja jenis apraxia. Tentunya setiap jenis ini memiliki ciri-ciri yang berbeda sehingga penanganannya juga tidak sama. Berikut beberapa tipenya yaitu:
1. Buccofacial
Jenis yang satu ini memiliki ciri-ciri tidak mampu menggerakkan wajah atau bibir sesuai perintah. Merupakan jenis yang paling banyak ditemukan di mana penderita akan sulit bersiul atau batuk.
2. Conceptual
Untuk tipe yang satu ini membuat penderita akan sulit dalam melakukan tugas yang melibatkan lebih dari satu langkah. Biasanya pasien akan kesulitan dalam menggunakan sebuah alat dengan benar.
3. Constructional
Jenis apraxia ini menyebabkan pasien tidak mampu membuat gambar dasar. Bahkan pasien juga tidak mampu membuat diagram atau menggambar dalam konsep yang lebih besar.
4. Ideational
Penderita tipe ini biasanya tidak mampu mengikuti urutan gerakan. Jadi penderita tidak mampu untuk mengikuti cara berpakaian atau prosedur sikat gigi walaupun terlihat sederhana. Pasien juga kesulitan dalam membuat perencanaan akan sebuah gerakan.
5. Ideomotor
Tipe satu ini membuat penderita tidak mampu mengikuti perintah verbal. Bahkan juga tidak mampu mengikuti gerakan orang lain walaupun terlihat gampang.
6. Limb-kinetic
Untuk tipe satu ini biasanya pasien sebelumnya dapat melakukan gerakan atau memahami bagaimana cara penggunaan sebuah alat. Namun dengan timbulnya penyakit ini mereka tidak bisa melakukan gerakan yang sama. Biasanya pasien tidak mampu menggunakan lengan, jari, atau kaki untuk melakukan gerakan yang terkoordinasi.
7. Verbal
Dalam kondisi ini pasien akan kesulitan dalam melakukan gerakan mulut dan berbicara. Efek yang ditimbulkan bisa menimbulkan masalah pada ritme dan suara. Biasanya tipe yang satu ini disertai dengan gangguan bahasa yaitu afasia.
Gejala yang Dimiliki oleh Penderita Apraxia
Agar penyakit apraxia bisa ditangani dengan cepat sehingga meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan maka harus dipahami bagaimana gejalanya. Apalagi gejala pada setiap pasien juga sangat bervariasi. Namun gejala paling umum yaitu penderita tidak mampu dalam melakukan aktivitas dan gerakan yang sebelumnya bisa dilakukan.
Misalnya pasien tidak mampu untuk batuk, mengunyah, menelan, bersiul, atau memicingkan mata. Pasien juga sulit dalam mengucapkan dan menyusun kata untuk membuat kalimat singkat.
Gejala pada pasien anak-anak juga berbeda Di mana biasanya terlambat berbicara dan sulit merangkai kata. Pasien yang masih anak-anak juga sulit dalam mengucapkan kalimat panjang dan tidak mampu meniru apa yang dikatakan oleh orang lain.
Biasanya saat bayi juga kurang mengoceh serta sering menggunakan gerakan tubuh saat berkomunikasi seperti menyodorkan tangan untuk meminta sesuatu. Namun gangguan ini bisa terdeteksi sejak anak berusia di bawah 3 tahun sehingga orang tua harus jeli melihat perkembangan si buah hati.
Cara Tepat dalam Mendiagnosis Gangguan Apraxia
Karena apraxia terdiri dari berbagai jenis dan cara mengobatinya juga berbeda maka dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan. Bahkan dokter akan melakukan penilaian mengenai kemampuan bergerak pasien ketika menirukan gerakan tertentu.
Jadi dokter akan meminta pasien untuk melakukan aktivitas sederhana seperti minum dari gelas atau menggunakan alat tertentu. Dokter juga akan melakukan tes lanjutan seperti melakukan CT scan atau MRI dengan tujuan untuk melihat apakah ada tumor atau cedera otak pada pasien.
Bahkan dokter akan melakukan tes elektroensefalogram untuk melihat apakah pasien apraxia ada mengalami epilepsi atau tidak. Ada juga tes pungsi lumbar untuk melihat apakah ada peradangan yang bisa memberikan pengaruh terhadap otak. Dokter juga melakukan pemeriksaan kemampuan bahasa dan kepintaran untuk melihat apakah gangguan ini memberikan pengaruh terhadap kemampuan bicara atau tidak.
Karena jika terus dibiarkan penyakit ini bisa memberikan pengaruh terhadap kemampuan pasien dalam berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Jadi saat dibiarkan bisa memberikan pengaruh terhadap kualitas hidup pasien di masa yang akan datang.
Baca juga tentang : Penyakit Disartria Merupakan Salah Satu Gangguan Bicara
Cara untuk Mengatasi Penyakit Apraxia
Untuk mengatasinya maka harus ditangani oleh dokter saraf, dalam mengobatinya harus ada kerjasama antara tenaga medis dan keluarga pasien. Nantinya pasien harus melakukan terapi okupasi dan terapi wicara bisa membantu meredakan gejalanya.
Selama pengobatan maka terapi ini bisa membantu melatih kemampuan pasien dalam menggerakkan otot seperti berbicara. Apabila kondisi pasien sangat parah maka terapi wicara harus dilakukan 3 sampai 5 kali dalam seminggu. Jika kondisi pasien mengalami perkembangan ke arah lebih baik maka jadwalnya bisa dikurangi.
Untuk pasien masih anak-anak maka ketika melakukan terapi wicara akan dilatih mengucapkan kata tertentu secara berkali-kali selama sesi dilakukan. Bahkan pasien akan dilatih untuk menggerakkan mulut dan mengeluarkan bunyi tertentu seperti meniru suara hewan.
Dalam terapi ini juga akan ada latihan merangkai dan mengucapkan kalimat dengan melakukan percakapan. Untuk keluarga pasien maka bisa memberikan dukungan seperti tidak memberikan perintah rumit ketika berkomunikasi dengan pasien.
Selain itu harus menggunakan kalimat sederhana saat melakukan percakapan agar tidak ada salah paham. Hindari juga untuk berteriak saat berbicara di mana harus menggunakan nada suara normal. Apabila dibutuhkan maka Anda bisa menggunakan alat bantu komunikasi.
Agar proses pengobatan gangguan ini bisa berjalan dengan maksimal maka penting untuk Anda memilih jasa terapi wicara yang berkualitas. Salah satu jasa terapi yang bisa dipilih yaitu Wicaraku karena memiliki terapis berkualitas dan terlatih di bidang ini. Jadi proses terapi bisa berjalan dengan maksimal.
Bahkan Anda juga tidak perlu membuang waktu di jalan atau mengantri sebab terapis bisa dipanggil ke rumah. Jadi bisa membantu sesi terapi menjadi lebih maksimal.
Untuk informasi lebih lanjut Anda bisa menghubungi di +62 895-4151-54575. Pastinya Wicaraku bisa menangani anak yang terlambat berbicara termasuk penyakit apraxia.
Referensi Penulisan:
- Kemenkes. “Gejala Apraksia pada Anak”, https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1645/gejala-apraksia-pada-anak, diakses pada 24 September 2024.
- Alodokter. “Mengenal Gangguan Apraxia, Penyebab Hingga Cara Mengatasinya”, https://www.alodokter.com/mengenal-gangguan-apraxia-penyebab-hingga-cara-mengatasinya, diakses pada 24 September 2024.
- Hellosehat. “Apraksia, Gangguan pada Kemampuan Bicara dan Gerak Tubuh”, https://hellosehat.com/saraf/saraf-lainnya/apraksia/, diakses pada 24 September 2024.
- IDN Times. “Apraxia: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Pengobatan”, https://www.idntimes.com/health/medical/indri-yani-4/apraxia-c1c2?page=allm, diakses pada 24 September 2024.