Kondisi saat seseorang terlahir dengan fisik kurang sempurna disebut sebagai tuna daksa dengan berbagai tingkatan. Kekurangan fisik pada seseorang biasanya menyebabkan kelebihan pada anggota fisik lainnya yang pada kebanyakan orang saja belum tentu mampu.
Seseorang tanpa tangan bisa bertahan hidup menjalani kesehariannya dengan bantuan kaki, misal melipat pakaian dengan kaki. Hal seperti ini mustahil bisa dilakukan oleh kebanyakan orang dengan kepemilikan tangan dan kaki lengkap.
Sumber Gambar : Freepik
Dalam Artikel Ini:
ToggleKenali Pengertian dari Tuna Daksa
Pengertian dari beberapa ahli seperti Hikmawati, Widiati, dan Mangunsong dapat dipahami apa sebenarnya kondisi ini. Tuna daksa merupakan sebuah kondisi dimana seseorang tidak sempurna secara fisik.
Ketidaksempurnaan itu dipicu oleh adanya gangguan pada tulang, sendi, otot, sehingga proses koordinasi, komunikasi, mobilisasi, adaptasi, serta perkembangan jadi terganggu. Kondisi ini bisa terjadi karena keturunan atau memang sudah menjadi kelainan ketika lahir ke dunia.
Ada juga yang dipicu oleh faktor lain, seperti contohnya tindakan yang mengharuskan memotong anggota tubuh tertentu seperti amputasi. Amputasi bisa terjadi apabila ada luka atau penyakit pada tubuh yang tidak bisa disembuhkan dengan berbagai obat-obatan medis.
Amputasi yang menyebabkan tuna daksa juga biasanya dipicu oleh akan adanya dampak bahaya apabila anggota tubuh tidak dipisahkan. Orang-orang dengan kondisi ini membutuhkan penanganan tepat dan profesional, seperti salah satunya terapi wicara.
Beberapa kondisi tidak memungkinkan seseorang untuk melakukan mobilisasi terlalu jauh sehingga terapi di rumah jauh lebih efisien dan nyaman. Beruntungnya sudah ada Wicaraku yang bisa dengan mudah mengunjungi siapapun dan dimanapun.
Baca juga tentang : Karakteristik Tuna Daksa Pada Anak dan Tips Perawatannya
Upaya Mencegah Bayi Lahir Tuna Daksa
Kondisi ini tidak terjadi begitu saja, ada berbagai faktor yang memicunya sehingga sangat bisa dicegah sejak masa kandungan. Ibu hamil atau pasangan baru bisa memperhatikan berbagai upaya pencegahan di bawah ini demi mempersiapkan masa depan:
1. Konsumsi Asam Folat
Asam folat adalah multivitamin yang lumrahnya memang diberikan oleh bidan atau dokter kandungan kepada ibu hamil. Mengonsumsi asam folat ternyata bisa menjadi pencegahan jitu supaya bayi tidak terlahir cacat dan sehat secara menyeluruh ketika terlahir.
Adapun kebutuhan asam folat secara detail bagi tiap ibu hamil tentu berbeda, perlu konsultasi dokter kandungan atau bidan terlebih dahulu. Jika melakukan kontrol ke dua tempat maka ceritakan hasil kontrol dari masing-masing tempat.
2. Rajin Memeriksakan Diri
Kondisi kehamilan adalah kondisi rentan dan penting, terlebih jika ini kali pertama dimana belum ada banyak pengalaman. Melakukan konsultasi dengan ahli jauh lebih akurat dan membuat ibu tenang dibandingkan memikirkan mitos atau berbagai pamali di masa lampau.
Lebih lanjut, pemeriksaan rutin bisa mencegah terlahirnya bayi secara tuna daksa sehingga bisa terlahir dengan fisik sempurna di bulan kesembilan kelak. Pemeriksaan rutin ke bidan selama satu bulan sekali biasanya bisa ditanggung oleh BPJS sehingga tidak ada alasan lagi.
3. Tidak Merokok dan Minum Alkohol
Sumber Gambar : Freepik
Rokok dan alkohol sudah sangat jelas tidak baik bagi tubuh, namun untuk beberapa kalangan terkadang kedua hal ini sudah melekat sebagai gaya hidup atau penghilang penat. Selama masa kehamilan, upayakan menghindari dua hal tersebut demi kesehatan ibu dan anak.
Lepas melahirkan akan ada masa menyusui, sebaiknya hindari juga kedua hal itu sampai anak benar-benar tidak mengambil nutrisi dari tubuh ibu. Menghindari rokok dan alkohol bukan hanya demi kesehatan bayi, namun juga untuk menjaga kesehatan ibu selama hamil.
4. Melakukan Vaksinasi Sesuai Anjuran Dokter
Poin terakhir dalam upaya melakukan pencegahan terhadap kondisi ini adalah melakukan vaksinasi atas anjuran dokter. Ada banyak vaksinasi untuk ibu hamil, namun seperti apa kebutuhannya bergantung pada tubuh setiap ibu hamilnya.
Validasi kondisi ibu hamil ini disesuaikan dengan ilmu kedokteran sehingga tidak boleh atau tidak dianjurkan mengambil vaksinasi sembarangan. Saat kehamilan, kesehatan anak dan ibu menjadi prioritas utama, baik kesehatan secara mental maupun kesehatan secara fisik.
5. Menjauhi Paparan Infeksi
Jaga kondisi tubuh untuk tetap prima dan hindari paparan infeksi, seperti penyakit menular, benda kotor, asap knalpot, berbagai bahan kimia berbau, dan sebagainya. Hal-hal sensitif seperti ini bisa memicu banyak masalah penting bagi buah hati.
Meskipun sekarang sudah ada Wicaraku yang bisa dipanggil fleksibel ke rumah, namun melakukan pencegahan adalah langkah penting. Semakin teguh upaya pencegahannya, semakin siap ketika Anda menjadi orang tua nantinya.
Ini Dia 3 Taraf Tuna Daksa
Kondisi tuna daksa pada seseorang terbagi menjadi tiga taraf berbeda, semua disesuaikan dengan tingkat keparahannya. Berdasarkan tingkat keparahannya terbagi menjadi kondisi ringan, sedang, dan tinggi:
1. Taraf Ringan
Taraf ringan dalam hal ini dibedakan kembali menjadi jenis murni dan kombinasi ringan. Murni dalam artian yang berkekurangan hanya fisik, sementara tingkat kecerdasannya tetap normal atau tidak ada kelainan pada intelektualnya.
Orang-orang dengan kondisi tuna daksa murni hanya memiliki kekurangan pada anggota tubuh, seperti tangan buntung atau kaki lumpuh. Biasanya masih bisa berinteraksi normal dengan bantuan tongkat, kursi roda, dan berbagai alat penopang lainnya.
2. Taraf Sedang
Pada taraf ringan, Anda dapat mengambil contoh kondisi cerebral palsy atau kelumpuhan yang diikuti oleh kelemahan berpikir. Intelektualnya tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya, seseorang dalam kondisi ini memiliki penurunan daya ingat.
Tidak ada tingkatan pasti seberapa berbeda tingkat kerja otak pada taraf sedang dengan kebanyakan orang. Namun, jika diamati secara seksama maka akan terlihat perbedaan tersebut sehingga kondisi ini membutuhkan penanganan dari profesional.
3. Taraf Berat
Taraf atau tingkatan terakhir adalah tuna daksa berat dimana baik fisik dan mentalnya berada pada kondisi tidak sama seperti kebanyakan orang. Pada situasi ini, kerja otak masuk ke dalam kategori debil atau imbesil.
Berbagai kondisi di atas tidak lantas membuat seseorang merasa kurang beruntung karena sejatinya setiap orang terlahir dengan penuh berkah. Daripada merutuki nasib, lebih baik menghubungi jasa kami untuk mendapatkan penanganan lebih tepat.
Baca juga tentang : Upaya Mencegah Mulut Sumbing Anak dan Penanganannya
Terapi Wicara Lebih Nyaman di Rumah
Melahirkan anak dengan kondisi tuna daksa bukan sebuah nasib buruk, Anda terpilih menjalani takdir rumit untuk hadiah besar di akhir perjalanan. Lengkapi perjalanan penuh liku tersebut bersama layanan profesional dan ramah dari kami.
Kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan mental bukan hanya bagi penyandang, melainkan juga untuk orang tua dan keluarga terdekatnya. Saat kondisi mental sudah berada pada fase sehat maka lebih mudah mendampingi mereka terapi.
Kami hadir untuk memenuhi kebutuhan mereka yang berkebutuhan khusus dan mendampingi keluarga terdekat. Kami akan membantu pasien dalam meningkatkan komunikasi melalui terapi wicara sebab kondisi ini juga bisa menyebabkan terhambatnya kemampuan bicara .
Wicaraku bisa Anda hubungi melalui +62 895-4151-54575 untuk melakukan konsultasi gratis dan panggilan langsung ke rumah. Beritahukan kami seperti apa kondisi orang terdekat atau siapapun yang kondisinya membutuhkan terapi.
Zaman semakin maju, ke depannya seharusnya tidak ada lagi diskriminasi terhadap kondisi fisik manusia, seperti apapun itu. Termasuk untuk mereka yang mengalami tuna daksa dari tingkat ringan maupun tingkat berat.
Referensi Penulisan:
- detikcom. “Tunadaksa Adalah Kelainan Fisik, Ketahui Jenis dan Ciri-cirinya”, https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7019658/tunadaksa-adalah-kelainan-fisik-ketahui-jenis-dan-ciri-cirinya, diakses pada 03 Oktober 2024.
- Klikdokter. “8 Cara Mencegah Bayi Lahir Cacat”, https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-bayi/8-cara-mencegah-bayi-lahir-cacat, diakses pada 03 Oktober 2024.
- Universitas Muhammadiyah Purwokerto. “PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL PADA ANAK DENGAN BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNADAKSA CEREBRAL PALSY”, https://repository.ump.ac.id/2819/, diakses pada 03 Oktober 2024.