Disadari atau tidak, sebenarnya pola asuh tuna wicara sangat penting untuk diketahui. Bahkan tak hanya sebatas diketahui saja, melainkan juga dipahami secara mendalam. Jika sudah paham, tentu akan lebih mudah dalam menerapkannya.
Namun meskipun sudah banyak informasi mengenai bagaimana cara mengasuh buah hati dengan berkebutuhan khusus, faktanya masih banyak kasus dimana keluarga masih sering mengalami kendala atau kesulitan. Terutama dalam hal pola asuh. Hal ini menandakan masih kurangnya pengetahuan dan juga pemahaman dalam bidang tersebut.
Namun meskipun begitu, bukan berarti semua sudah berakhir. Apapun kendalanya masih bisa dicari penyelesaiannya. Untuk itu, agar lebih memahami secara detail simak penjelasan berikut ini.
Dalam Artikel Ini:
ToggleFaktor Penyebab Perkembangan dan Pola Asuh Tuna Wicara Terganggu
Tahukah Anda bahwa sebenarnya siapapun berpeluang besar mampu mengatasi segala kendala mengenai cara mengasuh anak dengan kendala dalam bicara. Hanya saja masih banyak pula orang tua tidak memahami bahwa kendala – kendala tersebut tidak muncul dengan sendiri. Dimana artinya terdapat faktor – faktor yang menjadi penyebabnya.
- Pola Asuh Orang Tua
Faktor pertama diduga menjadi penyebab munculnya kendala dalam pola asuh tuna wicara adalah mengenai pola asuh orang tuanya. Memang benar bahwa setiap orang tua memiliki metode atau cara tersendiri dalam mendidik anaknya. Pada dasarnya hal tersebut sah – sah saja dilakukan.
Namun jika pola asuh tersebut diterapkan untuk buah hati dengan berkebutuhan khusus seperti tuna wicara, maka sebaiknya memang menerapkan metode berbeda. Hal ini karena metode – metode untuk tuna wicara memiliki cara didik khusus dimana akan disesuaikan dengan tersebut karakter. Ssehingga anak tetap bisa berkembang sebagaimana mestinya meskipun memiliki kekurangan.
Jika Anda tetap memaksakan pola asuh sesuai keinginan Anda sendiri, maka bukan tidak mungkin justru akan berdampak buruk pada tumbuh kembangnya. Tidak hanya tumbuh kembangnya saja, namun juga berimbas pada kesehatan mentalnya.
- Kondisi Psikologis
Setiap anak memiliki sifat atau karakter berbeda. Terbentuknya karakter seorang anak akan sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan oleh orang tuanya. Jika cara mendidiknya tepat, meskipun memiliki kekurangan sekalipun maka tetap akan terbentuk karakter kuat dan positif.
Sebaliknya jika cara mendidiknya keliru, maka secara otomatis akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan mental buah hati tercinta. Misalnya saja rasa tidak percaya diri, membatasi diri dari dunia sosial karena merasa rendah diri, penakut karena kurangnya support orang tua dan keluarga dan lain sebagainya.
- Perawatan Khusus Tidak Konsisten
Pola asuh tuna wicara tidak tepat bisa menimbulkan banyak masalah baru. Sehingga hal ini tentu justru akan menambah beban sekaligus pekerjaan orang tua. Padahal masalah tersebut bisa saja karena kesalahan dari orang tua itu sendiri.
Sebagai contohnya, tuna wicara membutuhkan terapi khusus dan harus dilakukan secara rutin. Jenis terapi tersebut tentunya akan diterapkan sesuai dengan permasalahan masing – masing. Belum lagi juga membutuhkan terapi psikologi agar mental anak tetap positif sehingga tetap bisa berkembang normal dan menerima apa dirinya sendiri secara positif.
Namun jika terapi demi terapi serta treatment khusus tersebut tidak dilakukan secara konsisten, maka akan ada banyak masalah dan kendala bermunculan. Perkembangannya akan stuck dan tidak ada progres positif yang bisa membantu tumbuh kembangnya. Dengan begitu, maka secara otomatis akan merugikan semua pihak baik itu orang tua, maupun si anak itu sendiri.
- Faktor Lingkungan
Faktor terakhir dan diklaim mampu menimbulkan masalah dan kendala dalam cara didik anak berkebutuhan khusus adalah akibat faktor lingkungan. Orang tua memang sangat berperan penting, namun lingkungan terdekat terutama yang memiliki intensitas tinggi bersosialisasi dengan si anak tentu juga memiliki peran penting.
Misalnya saja keluarga besar, saudara, tetangga, teman dan lingkungan atau komunitas yang sering memiliki berinteraksi. Semua pihak tersebut telah di atas harus memiliki basic pengetahuan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dan sesuai etika. Dimana pastinya sesuai dengan karakter anak masing-masing.
Tentunya semua pihak harus saling membantu agar tidak menimbulkan situasi dimana nantinya justru dapat mempengaruhi mental anak dan tumbuh kembangnya. Karena jika hanya pihak-pihak tertentu saja yang berusaha maka tentunya tidak akan memberikan hasil maksimal.
Peran Keluarga dalam Pola Asuh Tuna Wicara
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa peran orang tua sangatlah besar dalam perkembangan mental dan juga fisik dari anak. Dimana dalam konteks ini adalah adalah tuna wicara, bisa dikatakan bahwa keluarga memang memegang peran paling besar karena merupakan pihak yang setiap hari memiliki interaksi.
Lalu pola asuh tuna wicara apa sajakah yang sebaiknya dipahami dan diterapkan oleh keluarga, terutama orang tua dengan anak berkebutuhan khusus ini?
- Membentuk Karakter Positif
Peran pertama dan terbilang sangat penting adalah membentuk karakter positif. Tidak semua orang bisa berdamai dengan keadaan. Terutama menerima kekurangan dalam diri sendiri.
Untuk itu, tugas orang tua adalah memberikan suntikan pola pikir hang positif agar anak bisa berdamai dengan diri sendiri, menerima segala kekurangan yang ada dalam dirinya. Tentunya semua itu harus dilakukan dengan cara positif.
- Membentuk Mental Kuat
Pola pikir atau mindset memang perlu dibentuk agar cara berpikir anak selalu positif meskipun memiliki keterbatasan. Namun itu saja belum cukup jika tidak diimbangi dengan kondisi psikis stabil.
Pola asuh tuna wicara yang tak kalah penting untuk diterapkan orang tua pada anak adalah pembentukan mentalnya. Tanamkan kepada anak bahwa setiap manusia pasti memiliki kekurangan. Namun dibalik kekurangan pada dirinya tersebut pastinya juga ada kelebihan tersembunyi.
Didiklah anak menjadi pribadi bermental baja. Tahan terhadap pandangan atau opini negatif. Dan selalu menghadapi segala sesuatu secara positif, sehingga mental akan terbentuk menjadi lebih kuat.
- Melakukan Komunikasi Secara Tepat
Cara berkomunikasi harus disesuaikan dengan karakternya. Selalu berikan contoh bahwa dalam berinteraksi dengan orang lain harus selalu mengutamakan manner dan etika yang baik.
- Melakukan Terapi dan Pengobatan
Pastikan menjalankan terapi maupun pengobatan yang tepat agar pola asuh tuna wicara menjadi semakin sempurna.
- Selektif dalam Memilih Lingkungan Pergaulan
Demi tumbuh kembang mental dan fisik anak, usahakan sebagai orang tua Anda juga selektif dalam memilih lingkungan pergaulan. Pilihlah lingkungan yang tidak memberikan tekanan pada anak namun justru memacu perkembangan positif.
Dengan menerapkan beberapa peran diatas, tentu upaya Anda dalam menerapkan pola asuh tuna wicara akan berbuah positif. Sehingga akan berdampak positif pula, baik itu bagi anak maupun Anda sebagai orang tua yang berperan sebagai pengasuhnya.
Pantangan Pola Asuh Tuna Wicara Wajib Dihindari
Bagi Anda yang ingin anak tetap berkembang sebagaimana mestinya meskipun dalam segala keterbatasan yang dimiliki, maka wajib menghindari beberapa hal berikut.
- Berbicara menggunakan bahasa kasar
- Berkomunikasi dengan intonasi terkesan menghakimi
- Membandingkannya dengan anak normal lain
- Memberikan target berlebihan kepada sehingga menimbulkan tekanan mental
- Mengatakan anak adalah beban atau aib keluarga
- Merendahkan kemampuannya
- Memaksa untuk bergaul di lingkungan yang tidak membuatnya nyaman
- Memaksanya melakukan berbagai hal yang membuatnya merasa tidak tertekan
- Berkata lelah mengasuh didepan anak
- Tidak mengapresiasi kemajuan yang dilakukan
Meskipun sederhana, namun tips di atas dirasa sangat efektif untuk memaksimalkan didikan pada anak tuna wicara. Namun jika Anda masih merasa kurang maksimal dengan tips di atas serta masih membutuhkan bantuan.
Maka Anda bisa menghubungi Wicaraku di nomor +62 895-4151-54575 untuk mendapatkan informasi mengenai pola asuh tuna wicara lebih lanjut sekaligus berkonsultasi mengenai kendala yang dihadapi.