Mengenal Omisi Gangguan Bunyi Bahasa yang Terjadi Pada Anak

Ditulis oleh Penulis Wicaraku

Omisi merupakan salah satu gangguan bunyi bahasa yang bisa terjadi pada sang anak. Sebagai orang tua, Anda harus waspada dengan risiko gangguan artikulasi pada anak supaya tidak mengalaminya.

Tentu saja tidak ada orang tua yang mengharapkan anaknya mengalami gangguan dalam berbicara dan berbahasa. Semua orang ingin mempunyai anak yang dapat menjalin interaksi serta komunikasi secara baik.

Namun, jika si kecil mengalami kesulitan bicara tentunya terdapat risiko mengalami gangguan artikulasi atau articulation disorder. Bagaimana cara mengenali dan mengatasi masalah gangguan bunyi bahasa pada anak? Simaklah pembahasan berikut.

Dalam Artikel Ini:

Arti Istilah Omisi dalam Gangguan Artikulasi

Sebelum mengetahui cara mengatasi gangguan kesehatan ini, Anda harus tahu arti istilah tersebut. Karena penyakit ini bisa saja terjadi pada semua anak-anak berusia dini dengan beberapa faktor yang jadi penyebabnya.

Omisi merupakan terjadinya pengurangan satu dari kata yang seharusnya diucapkan secara utuh ketika sedang berbicara. Sejatinya, masalah kesehatan ini tidak hanya dialami oleh anak kecil, melainkan remaja hingga orang dewasa.

Apabila pasien secara tidak sadar menghilangkan huruf-huruf tertentu pada sebuah kata, maka perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya gangguan artikulasi dalam jangka panjang.

Selain penghilangan buny juga terdapat masalah artikulasi lain seperti adisi (penambahan), distorsi (mengubah), dan subtitusi (mengganti). Sedangkan kemampuan artikulasi merupakan kesanggupan individu dalam menciptakan dan membentuk huruf sebagai lambang bunyi.

Pasien omisi secara tidak sadar akan mengurangi huruf dalam suatu kata yang terjadi berulang kali. Adapun contoh pengurangan huruf yang paling sering dijumpai pada saat seseorang sedang berkomunikasi.

Misalnya, seseorang yang berbicara mengucapkan kata mobil justru menjadi mobi. Selain itu, sering dijumpai anak kecil hingga dewasa yang mengucapkan kata rumah jadi terdengar ruma.

Perbedaan Gangguan Artikulasi Penghilangan Huruf dan Cadel

Seperti yang diketahui bersama, gangguan artikulasi penghilangan huruf sangat berbeda dengan cadel. Penghilangan huruf dapat terjadi pada kata-kata apapun tanpa ada ketentuan sehingga bisa terjadi kepada semua orang.

Sedangkan cadel merupakan gangguan artikulasi pada individu yang tidak mampu mengucapkan huruf R, S, atau L. Cadel hanya tidak bisa mengucapkan ketiga huruf tersebut secara sempurna sehingga cenderung menggantinya.

Penderita omisi memerlukan tindakan medis lebih lanjut supaya tidak mengakibatkan dampak yang berisiko ke depannya. Berikut ini adalah dampak akibat gangguan artikulasi pengurangan huruf jika terus pasien membiarkan hal tersebut.

Dampak Gangguan Artikulasi Pengurangan Huruf Jika Dibiarkan

Setiap jenis gangguan artikulasi akan menghambat kemampuan seseorang untuk berbicara dan berbahasa. Jika terus dibiarkan, tentunya akan memberikan dampak signifikan terhadap seorang individu sebagai pasien yang mengalami masalah kesehatan ini.

1. Bicara Tidak Jelas

Pasien yang mengurangi huruf dalam satu kata tanpa sadar membuat bicara tidak jelas. Kondisi ini memungkinkan lawan bicara cenderung kesulitan memahami konteks atau instruksi dari penderita articulation disorders.

Karena dalam kata-kata tertentu akan memiliki makna berbeda apabila dihilangkan satu hurufnya oleh penderita omisi. Jangan sampai membiarkan masalah ini terjadi pada anak usia dini dengan penanganan medis lebih lanjut.

2. Kebiasaan Jangka Panjang

Dampak lain apabila gangguan artikulasi terus dibiarkan akan menjadi kebiasaan dalam jangka panjang. Pada akhirnya, orang yang menderita gangguan artikulasi tanpa ditangani medis akan terus terbawa sampai dewasa.

Orang yang sudah sering mengucapkan kata dengan mengurangi hurufnya cenderung tidak dapat berubah menjadi benar. Salah satu cara ampuh untuk menyembuhkan pasien articulation disorders adalah dengan tindakan medis berupa terapi.

3 Jenis Gangguan Pengurangan Huruf Saat Bicara pada Anak

Penderita gangguan pengurangan huruf dapat berkomunikasi dengan lancar seperti orang normal. Namun, terdapat 3 jenis omisi yang harus Anda ketahui untuk menambah wawasan tentang gangguan kesehatan ini, berikut penjelasannya.

1. Gangguan Awal Kata

Jenis pertama adalah gangguan yang terjadi di awal kata, yakni menghilangkan huruf depan pada suatu kata. Agar lebih paham, pahami beberapa contoh yang sudah kami berikan di bawah ini.

Kata enam menjadi nam (terjadi pengurangan pada huruf e)
Kata smartphone menjadi martphone (terjadi pengurangan pada huruf s)

2. Gangguan Tengah Kata

Jenis kedua adalah gangguan yang terjadi di pertengahan kata, yakni menghilangkan huruf tengah pada suatu istilah atau kata. Berikut adalah beberapa contoh dari pengurangan huruf pada tengah kata.

Kata laptop menjadi latop (pengurangan pada huruf p)
Kata headset menjadi heset (pengurangan pada huruf a dan d)
Kata ciptaan menjadi titaan (pengurangan pada huruf p)

3. Gangguan Akhir Kata

Jenis terakhir adalah gangguan akhir kata, yakni menghilangkan huruf terakhir pada istilah atau kata secara tidak sadar. Hal ini dapat menciptakan perbedaan makna dari kata asli, berikut ini contohnya.

Kata banyak menjadi banya (terjadi penghilangan huruf k)
Kata lambat menjadi lamba (terjadi penghilangan huruf t)

Beberapa jenis omisi tersebut sering dijumpai pada penderita yang mengalaminya. Lantas, bagaimana cara mengatasi gangguan artikulasi jenis ini? Simak penjelasan selengkapnya sebagai berikut.

Cara Mengatasi Gangguan Bunyi Bahasa

Apabila masih berusia anak-anak atau balita, Anda perlu menyadari jika si kecil mengalami gangguan bunyi bahasa. Kesadaran sejak dini terhadap masalah kesehatan tersebut bertujuan untuk mempercepat proses penyembuhan secara permanen.

Cara mengatasi masalah ini yang pertama adalah dengan mengajak berbicara secara rutin. Ajak anak berinteraksi dengan memberikan beberapa pertanyaan supaya melatih kemampuan berbicara menjadi lebih baik.

Selain itu, berikan kesempatan anak untuk menunjukkan ekspresinya dengan cara mendengar dan mengapresiasi. Apabila anak mengucapkan istilah baru, pastikan selalu mengapresiasi supaya kemampuan komunikasinya terus berkembang seiring berjalannya waktu.

Cara mengatasi omisi paling ampuh berikutnya adalah dengan terapi wicara. Karena terapi ini dapat memberikan pengobatan, perawatan, dan pengawasan lebih lanjut sesuai dengan gejala yang dialami oleh pasien.

Terapi Wicara untuk Menyembuhkan Gangguan Bunyi Bahasa

Gangguan bunyi bahasa bisa disembuhkan dengan metode terapi wicara secara rutin dan jangka panjang. Terapi ini dilakukan sesuai dengan usia pasien sehingga bisa diberikan kepada anak-anak hingga dewasa.

1. Terapi Wicara Anak

Terapi wicara pada anak dapat berlangsung secara individual atau berkelompok. Latihan yang diberikan tentang pelafalan suku kata, mencontohkan huruf secara tepat, dan lain-lain akan membantu meningkatkan kemampuan berbicara si kecil.

2. Terapi Wicara Dewasa

Prosedur terapi untuk orang dewasa dapat berlangsung melalui beberapa latihan seperti percakapan secara rutin. Hal ini berguna untuk melatih resonansi agar berfungsi secara optimal dan memperbaiki komunikasi kognitif.

Anda tidak perlu khawatir lagi ketika ingin mengatasi penyakit omisi karena ada Wicaraku. Wicaraku telah memiliki terapis bersertifikasi dengan pengalaman terbaik mampu menyembuhkan penyakit gangguan bunyi bahasa di setiap pasien.

Bagi Anda yang ingin berkonsultasi lebih lanjut bisa menghubungi Wicaraku melalui nomor +62 895-4151-54575. Anda dapat memilih layanan lengkap dari kami untuk memesan paket terapi wicara berkualitas dan aman.

Pengalaman Wicaraku tidak perlu diragukan lagi, Anda dapat berkonsultasi dengan ahlinya secara gratis. Kini, gangguan kesehatan omisi dapat disembuhkan dengan metode terapi wicara yang dilakukan oleh terapis profesional.

Referensi penulisan: