Cerebral palsy diidentifikasi sebagai salah satu penyebab disabilitas yang paling umum dan sering disertai dengan penyakit lainnya. Ini adalah kondisi gangguan perkembangan gerakan dan postur akibat gangguan nonprogresif di otak janin.
Kelumpuhan ini terjadi saat otak bayi tidak berkembang normal ketika dalam kandungan, bisa juga rusak selama atau setelah melahirkan. Ada yang dikarenakan pendarahan otak bayi sehingga kekurangan suplai darah dan oksigen ke otaknya.
Kemudian infeksi selama kehamilan, otak sementara tidak mendapat cukup oksigen akibat proses kelahiran sulit, radang selaput otak, hingga cedera kepala serius. Memang dalam banyak kasus, penyebab pastinya tidak begitu jelas.
Sumber Gambar : Freepik
Dalam Artikel Ini:
ToggleDiagnosis Cerebral Palsy pada Anak dan Pengobatannya
Diagnosis CP ini bukan berdasarkan uji laboratorium atau neuroimaging, melainkan berdasarkan penilaian klinis. Kelainan motorik sendiri sangat berisiko menimpa bayi sehingga diagnosisnya kebanyakan berdasarkan pengamatan atau laporan orang tuanya.
Misalnya mengenai cara duduk, berjalan dengan ujung kaki, evaluasi postur, tonus otot terlalu kaku atau lemas. Meskipun ada beberapa jenis CP, kelainan paling menonjol pada bayi prematur adalah jenis spastik.
Bayi pengidap CP sering terlambat perkembangannya baik itu belajar berguling, duduk, merangkak, maupun berjalan. Menurunnya tonus otot dapat membuat mereka terlihat rileks bahkan lemas. Sedangkan peningkatan tonus otot membuatnya tampak kaku.
Cerebral palsy merupakan kelainan genetik yang tidak dapat dicegah. Namun untuk faktor risiko CP bawaan dapat dikelola/dihindari. Sedangkan CP akibat cedera kepala bisa dicegah dengan kursi mobil untuk bayi dan balita.
Mayoritas anak-anak penderita CP didiagnosis selama 2 tahun pertama kehidupannya. Dokter akan menyarankan tes evaluasi untuk dipantau perkembangannya, kontrol motorik, tonus otot, pendengaran, komunikasi, penglihatan, postur tubuh, dan koordinasi sesuai usianya.
Meskipun tidak dapat disembuhkan, namun beberapa pengobatan dapat meningkatkan kemampuan anak. Pengobatan membantu mereka mengelola disabilitasnya. Semakin dini pengobatan dimulai, semakin besar peluang kemampuannya mengatasi disabilitas.
Mulai dari terapi (fisik, okupasi, wicara, rekreasi), perawatan masalah makan dan air liur, perawatan obat, operasi (ortopedi, pemotongan saraf), hingga penggunaan alat bantu (komputer, software, synthesizer suara).
Baca juga tentang : Ketahui Fakta Cerebral Palsy Sebelum Melakukan Terapi Wicara
Jenis-jenis Permasalahan pada Penderita Cerebral Palsy
Menurut Reference and Training Manual of the SCPE (Surveillance of Cerebral Palsy in Europe), gangguan motorik ini terbagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Spastik
Spastik atau otot kaku ini paling umum terjadi. Ditunjukkan dengan kesulitan, lambat, tidak tepat dalam menggerakkan mulut. Ucapan tidak terdengar jelas, suara terdengar kaku atau serak. Spastik terbagi lagi menjadi 3:
- Hemiplegia (mempengaruhi lengan dan tangan di satu sisi tubuh, bisa mencakup kaki)
- Diplegia (kaku otot kaki, mempengaruhi lengan dan wajah)
- Kuadriplegia (anggota badan kaku kecuali leher, jarang bisa berjalan, sulit berbicara, kejang, sulit dikendalikan).
2. Athetoid/Diskinetik
Diskinetik adalah jenis CP yang identik dengan gerakan menggeliat. Penderitanya kesulitan mengendalikan otot wajah, lidah, pernapasan, pita suara, bermasalah saat makan, mengeluarkan air liur.
Anak yang didiagnosis jenis diskinetik sulit duduk tegak atau berjalan, ada masalah pendengaran, terkadang tersentak yang lambat dan tidak terkendali pada tangan, kaki, lengan, atau tungkai.
3. Ataksik
Anak-anak dengan cerebral palsy ataksik mengalami kondisi keseimbangan sekaligus koordinasi yang buruk. Penderitanya sering berbicara dengan suara monoton disertai suara napas, sulit menelan, gaya jalannya melebar.
Selain itu juga sulit dengan gerakan cepat atau yang butuh banyak kontrol seperti menulis. Lengan penderita ataksik sulit dikendalikan saat meraih sesuatu.
4. Campuran
Ini adalah kondisi di mana anak memiliki gejala lebih dari satu jenis CP. Beberapa ototnya tegang, sedangkan lainnya rileks. Namun yang paling umum adalah campuran CP spastik dengan diskinetik.
Sumber Gambar : Freepik
Terapi Wicara dapat Membantu Penyembuhan Cerebral Palsy
Perlu diketahui, pada bayi berusia di bawah 6 bulan, tanda awal mengidap CP ditunjukkan dengan:
- Kepala terjatuh saat diangkat atau berbaring terlentang.
- Merasa lemas atau kaku
- Kaki menyilang atau menggunting dan kaku saat diangkat.
Pada bayi berusia di atas 6 bulan ditunjukkan dengan ciri-ciri:
- Tidak berguling ke arah manapun.
- Tidak bisa menyatukan tangannya.
- Mengulurkan hanya satu tangan sambil mengepalkan tangan lainnya.
- Kesulitan memasukkan tangan ke mulut.
Sedangkan pada anak berusia di atas 10 bulan ditandai dengan cara merangkak yang tidak seimbang, tidak bisa berdiri meskipun berpegangan, mendorong menggunakan satu tangan dan kaki sambil menyeret keduanya secara berlawanan.
Selanjutnya anak dengan gangguan motorik tersebut akan diikuti dengan penyakit lain seperti gangguan penglihatan, gangguan sensasi, gangguan kognitif, epilepsi, gangguan perilaku, dan penyakit penyerta lainnya yang sangat mempengaruhi kualitas hidup mereka.
Salah satu penyakit penyerta seperti sulit mendengar menyebabkan sulit memahami bahasa lisan. Oleh karena itu, terapi wicara dan bahasa akan membantu kemampuan komunikasi mereka dengan menguatkan otot yang digunakan untuk berbicara.
Terapi ini juga bertujuan meningkatkan keterampilan motorik oral anak dengan cerebral palsy sekaligus meningkatkan pemahaman terhadap wicara dan bahasa. Bahkan terapi wicara mampu membantu gangguan menelan.
Dalam terapi wicara, anak belajar artikulasi, kelancaran berbicara, pembentukan suara/kata, mendengarkan, mengembangkan bahasa, kosa kata, volume bicara, memahami arti kata, asosiasi kata-objek, mengunyah, menelan, kontrol pernapasan, koordinasi kekuatan otot bicara.
Bahasa sendiri memiliki peran penting dalam perkembangan sosial, kognitif, juga emosional anak. Saat penderita CP mengikuti terapi wicara, diharapkan mereka lebih percaya diri, dapat mengomunikasikan kebutuhannya, mampu berinteraksi dengan sesama.
Baca juga tentang : Ciri-ciri Tongue Tie Pada Anak yang Harus Dipahami Orang Tua
Teknik dan Latihan Terapi Wicara untuk Penderita Cerebral Palsy
Sebelum mengikuti terapi berbicara, seorang SLP (Speech Languange Pathologist) atau disebut ahli patologi wicara bahasa akan menilai kemampuan anak terlebih dahulu. Penilaian mencakup fungsi mental dan fisik, bentuk mulut, hingga pendengaran.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui area mana yang memiliki masalah terbesar terkait komunikasi. Dengan begitu, selanjutnya terapi dapat difokuskan dan bertahap pada area itu dahulu, bukan diperbaiki semua secara bersamaan. Selama masa terapi, anak-anak cerebral palsy akan melakukan latihan:
- Menelan untuk meningkatkan kontrol mulut, lidah, rahang.
- Latihan penguatan bibir dan lidah menggunakan penekan lidah atau makanan kenyal guna menguatkan rahang.
- Latihan teknik membentuk kata, bunyi, suku kata yang tepat untuk membantunya menggunakan mulut dan lidah.
- Latihan meniup dan bernapas untuk membantu belajar bentuk mulut tertentu dalam menghasilkan suara.
- Menggunakan gambar atau objek dalam membangun kosa kata.
Terapi wicara sendiri dapat dilakukan di rumah di mana orang tua yang memegang peranan penting dalam perkembangan kebiasaan bicara anak-anaknya. Tentunya latihan dan aktivitas tersebut dikonsultasikan dahulu dengan SLP.
Wicaraku hadir mendukung perkembangan bahasa dan komunikasi anak-anak CP melalui tim profesional terlatih menggunakan metode inovatif. Terapis akan datang ke rumah Anda sehingga tidak lagi melalui proses yang rumit atau lama.
Kami menyediakan beragam paket terapi wicara dan bahasa untuk menghadirkan layanan terbaik berdasarkan kebutuhan setiap anak. Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan menghubungi nomor WhatsApp kami di +62 895-4151-54575.
Perawatan anak-anak CP memerlukan pendekatan multidisiplin, komprehensif, dan terkoordinasi. Jadikan Wicaraku sebagai teman perjalanan anak-anak cerebral palsy dalam mendapatkan layanan dan pengobatan terbaik.
Referensi Penulisan:
- National Library of Medicine. “Diagnosis, Treatment, and Prevention of Cerebral Palsy in Near-Term/Term Infants”, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3051278/, diakses pada 13 Agustus 2024.
- Cerebral Palsy Guide. “Speech therapy for cerebral palsy” https://www.cerebralpalsyguide.com/treatment/speech-therapy/, diakses pada 13 Agustus 2024.
- NINDS. “Cerebral Palsy”, https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/cerebral-palsy, diakses pada 13 Agustus 2024.
- Birth Injury Justice Center. “Speech Therapy for Children with Cerebral Palsy”, https://www.childbirthinjuries.com/cerebral-palsy/treatment/therapy/speech-therapy/, diakses pada 13 Agustus 2024.
- NHS. “Cerebral palsy”, https://www.nhs.uk/conditions/cerebral-palsy/, diakses pada 13 Agustus 2024.
- CDC. “About Cerebral Palsy”, https://www.cdc.gov/cerebral-palsy/about/index.html, diakses pada 13 Agustus 2024.