Apa itu speech delay? Speech delay yang dialami pada anak merupakan sebuah gangguan komunikasi, sehingga membuatnya kesulitan berbicara. Gangguan ini bisa diakibatkan oleh kurangnya stimulus dari orang tua, masalah pendengaran dan gangguan mulut.
Dapat disimpulkan bahwa speech delay merupakan sejenis gangguan komunikasi pada anak yang mengakibatkan mereka terlambat bicara. Pada umumnya, speech delay sering diartikan sebagai kondisi keterlambatan perkembangan berbicara pada anak jika dibandingkan anak-anak seusianya.
Selama ini mungkin masih banyak yang belum paham tentang apa itu speech delay. Kondisi ini jika dibiarkan bisa mengganggu tumbuh kembang si kecil pada tahap selanjutnya. Orang tua harus mendeteksi kondisi keterlambatan bicara pada anak ketika mereka berusia 12 sampai 13 tahun. Karena pada usia-usia ini setidaknya ia harus bisa mengucapkan tambahan 1-2 kata, di samping pa-pa atau ma-ma.

Apa Saja Ciri-ciri Anak Speech Delay?

Setelah memahami apa itu speech delay, anda juga harus mengetahui ciri-ciri anak speech delay. Biasanya, pada anak yang berusia 2 tahun, ada sekitar 50 kosakata yang seharusnya sudah dikuasai si kecil, mereka juga bisa menggabungkan dua kata ke dalam kalimat sederhana, misalnya ‘mau minum’. Sedangkan , di usia 3 tahun ia seharusnya sudah bisa Menyusun sebanyak 3-4 kata ke dalam kalimat utuh.
Ada beberapa ciri-ciri anak speech delay yang perlu diwaspadai oleh orang tua, berikut ini :

• Anak tidak merespon saat dipanggil
• Ketidakmampuan menyebutkan berbagai macam benda yang ada di rumah.
• Kesulitan meniru apa yang diucapkan orang lain atau jarang untuk mencoba berbicara.
• Kesulitan mengikuti petunjuk yang sederhana.
• Jika dibandingkan berbicara, ia lebih menunjukkannya lewat gestur tubuh jika ingin meminta sesuatu.

Apakah si kecil menunjukkan ciri-ciri anak speech delay seperti di atas? Jika ya, maka sebaiknya anda konsultasikan kondisi ini kepada dokter anak. Jika mereka mengalaminya, dokter akan memberikan penanganan sesuai kondisi anak, seperti halnya terapi wicara.

Macam-Macam Speech Delay

Speech delay yang terjadi pada anak adalah gangguan yang sebaiknya harus diperhatikan orang tua. Dengan memperhatikan ciri-ciri anak speech delay di atas. Selain itu, ada macam-macam speech delay yang perlu diperhatikan :

• Speech delay fungsional

Adalah gangguan ringan yang umumnya terjadi hanya karena pola asuh orang tua yang salah atau kurangnya stimulasi.

• Speech delay non fungsional

Gangguan ini biasanya terjadi akibat gangguan pada bahasa reseptif, misalnya gangguan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau autisme pada anak.
Dengan mengetahui macam-macam speech delay pada anak di atas, anda bisa mengetahui jenis gangguan yang dialami anak untuk dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter anak.

Penyebab Speech Delay

Ada beberapa penyebab speech delay yang terjadi pada anak, berikut :

• Jarang Berinteraksi dengan Orang Tua

Terlalu sibuknya orang tua dan sulitnya membagi waktu berinteraksi dengan si kecil, memiliki pengaruh besar bagi kemampuan bahasanya. Jika orang tua jarang sekali mengajak anak untuk berinteraksi, maka peluang mengalami speech delay lebih besar. Belum lagi, minimnya stimulasi yang terjadi di lingkungan sekitar bisa membuat kemampuan kosakatanya terbatas.

• Gangguan Pendengaran

Penyebab speech delay pada anak lainnya yaitu gangguan pendengaran yang membuatnya mengalami masalah saat berbicara, karena mereka tidak mampu mendengar kata-kata atau percakapan yang ada di sekitarnya.

• Kelainan Struktur Mulut

Ada beberapa kelainan struktur mulut atau organ bicara yang menyebabkan gangguan speech delay, seperti bibir sumbing, lidah pendek, kelainan bentuk rahang dan gigi, hingga kelainan laring.
Jika penyebab speech delay dikarenakan kurangnya interaksi atau stimulasi dari orang tua kepada anak, kondisi ini masih bisa diatasi dengan stimulasi orang tua, hingga terapi wicara.

Kapan Anak Dikatakan Speech Delay?

Berikut adalah patokan kemampuan untuk berbicara, yang membantu anda mengetahui kapan anak dikatakan speech delay :

• Usia 3 bulan, seharusnya mereka mulai mengeluarkan bahasa bayi. Si kecil juga harus mampu mengenali sekaligus mendengarkan suara.
• USia 6 bulan, si kecil mulai mengeluarkan beberapa suara berbeda, misalnya suku kata seperti ‘ma-ma’ atau ‘pa-pa’. Mereka juga sudah bisa mengekspresikan kondisinya ketika sedih atau senang.
• Usia 9 bulan, bayi mulai memahami kata-kata dasar, baik itu ‘ya’ atau ‘tidak’.
• Usia 12 bulan, si kecil sudah mampu mengucapkan ‘papa’ atau ‘mama’ dengan jelas.
• Usia 18 bulan, sudah mampu mengulang ucapan atau kata-kata dari orang tuanya dengan menunjuk bagian tubuh atau benda tertentu.
• Usia 24 bulan, sudah mampu mengucapkan 50 kata.
• USia 3-5 tahun, anak sudah memiliki lebih banyak kosakata dan sudah bisa menangkap kosakata yang baru lebih cepat.

Setelah mengetahui kapan anak dikatakan speech delay, dengan melihat kondisi di atas, anda bisa langsung berkonsultasi pada dokter anak jika mereka belum mencapai kemampuan bicara yang seharusnya bisa dilakukan anak-anak seusianya.

Cara Mengatasi Speech Delay

Lantas, bagaimana cara mengatasi speech delay pada anak? Anda bisa membantu stimulasi bicara kepada si kecil, dengan cara berikut :

• Sering Membacakan Dongeng atau Cerita

Dengan membacakan dongeng atau buku cerita kepada si kecil, dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berbicara. Karena dengan sering mendengarkan, mereka akan memahami berbagai nama benda hingga memperkaya kosakata. Anda juga bisa meminta anak menirukan beberapa nama benda atau tokoh yang dibicarakan.

• Sering Berinteraksi dan Mengajaknya Berbicara

Cara mengatasi speech delay pada anak paling mudah yaitu dengan mengajak mereka berinteraksi dan berbicara. Sebaiknya langsung berbicara pada anak, walaupun hanya menceritakan hal-hal yang anda lakukan.

• Menanggapi Perkataannya

Ketika si kecil mengatakan kosakata yang kurang tepat, sebaiknya jangan langsung menyanggahnya. Tanggapi perkataan si kecil dengan memakai kalimat atau kata yang tepat.
Jangan khawatir saat anak mengalami tanda-tanda speech delay, anda bisa langsung konsultasikan bersama dokter agar memastikan kondisi si kecil sekaligus mendapatkan tindakan yang tepat.