Adanya terapi wicara tuna rungu, menjadi peluang untuk para penyandang kasus seperti ini bisa berkomunikasi dengan baik. Tentu saja dalam terapinya ada metode tertentu.
Tuna rungu adalah seseorang yang memiliki kesulitan dalam pendengaran. Selain itu, orang dengan penyandang ini juga tidak bisa menangkap berbagai rangsangan. Tuna rungu itu dibagi dua jenis yaitu permanen dan temporer.
Berbeda dengan tuli, mereka indera pendengarannya mengalami kerusakan dalam tingkatan yang berat, sehingga sulit mendengar lagi. Kini, telah ada terapi wicara tuna rungu yang mungkin tidak bisa menyembuhkan, tapi membantu sang penderita berkomunikasi.
Dalam Artikel Ini:
ToggleInilah Terapi Wicara Tuna Rungu Pada Anak yang Diterapkan Sehari-Hari
Gangguan pendengaran pada anak memang harus dideteksi sedini mungkin agar cepat diatasi oleh orang tua. Sebab, pendengaran sangat berkaitan erat dengan perkembangan bicara sang buah hati.
Ketika pendengaran anak sudah terganggu dari kecil, kebanyakan akan sulit sekali berkomunikasi karena tidak bisa mendengar suara dari lawan bicaranya. Karena pendengarannya terganggu, mengenal kata juga tidak bisa. Maka dari itu perlu diketahui sedini mungkin agar bisa melakukan terapi wicara tuna rungu.
Metode terapi tuna wicara untuk penyandang tuna rungu memiliki tujuan agar sang anak bisa berkomunikasi dengan baik, bukan berarti menyembuhkan. Ada pelatihan yang bisa dilakukan anak dengan kondisi tuna rungu agar bisa berkomunikasi dengan orang lain.
Karena yang dilatih anak-anak, tentu harus membuat mereka aman dan nyaman. Jangan pernah dipaksa, karena nanti menimbulkan penolakan.
Jika ingin melatihnya, terapkan dengan cara praktis, santai dan bisa dilakukan sehari-hari. Berikut beberapa metode terapi wicara tuna rungu yang bisa Anda lakukan pada anak penyandang tuna rungu :
- Metode Lips Reading
Metode ini adalah yang paling sering dilakukan jika ingin melatih penyandang tuna rungu agar bisa berkomunikasi. Metode lips reading adalah memahami pembicara dengan menafsirkannya melalui gerak bibir, wajah, dan juga lidah ketika suara normal tidak ada.
Apakah dengan metode lips reading, anak dengan penyandang tuna rungu akan tahu apa yang kita ucapkan? Sebenarnya itu tergantung pada konteks, pengetahuan bahasa dan setiap pendengaran residual.
Untuk itulah, metode terapi satu ini memang harus dilatih secara rutin dan bila perlu setiap hari. Anak tuna rungu itu tidak mendengar suara dari orang dengar. Untuk itu, mereka memanfaatkan visual gerak mulut untuk tahu isi pembicaraannya.
- Metode Oral
Kemudian metode terapi wicara tuna rungu selanjutnya ada metode oral. Metode satu ini cukup umum dilakukan oleh orang yang tidak ada gangguan pendengaran.
Biasanya untuk metode satu ini bisa dilakukan penyandang tuna wicara yang masih mendengar suara sedikit-sedikit. Metode terapinya memang menggunakan bahasa lisan. Dalam melaksanakan metode satu ini untuk terapi, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu :
• Pembentukan dan latihan berbicara. Tentu saja cara ini harus dilakukan sepelan mungkin agar mudah memahaminya.
• Membaca ujaran dari lawan bicara.
• Dan yang terakhir adalah latihan pendengaran. Bisa menggunakan alat bantu dengar jika memang sudah terbiasa menggunakannya.
- Metode AVT (Auditory Visual Therapy)
Metode terapi wicara tuna rungu yang ketiga, Anda bisa menggunakan Ausitory Visual Therapy atau yang sering disingkat dengan AVT. Metode ini memang menggabung-gabungkan latihan, diantaranya gabungan dari penerapan suara, bahasa bibir, dan juga mimik muka.
Tujuan pelatihan metode satu ini agar suara tersebut bisa merangsang secara optimal sisa pendengaran pada anak tuna rungu. Kemudian untuk bahasa bibir dan mimik muka ada pada metode ini tujuannya agar anak dapat mudah memahami atau lebih mengerti pada setiap kata yang diucapkan secara visual.
Sebenarnya terapi wicara tuna rungu satu ini cukup efektif dan membantu anak tuna rungu berkomunikasi dengan baik. Akan tetapi, harus memperhatikan beberapa hal seperti berikut:
• Pembentukan vocal dan konsonan harus jelas selama proses pelatihan.
• Saat melakukan terapi, perlu mengetahui tingkat kekurangan pendengaran sang anak. Apakah tingkat pendengarannya ringan, sedang, berat, atau sangat berat.
Cara memahami tingkatan itu dengan melakukan pelatihan secara rutin, kemudian mengevaluasi.
• Harus ada bantuan alat artikulasi anak. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada kecatatan atau tidak.
• Terakhir, ketahui tingkat kelainan sang anak.
- Metode Manual (Isyarat)
Jika dirasa terapi wicara tuna rungu kurang cukup, ada tambahan metode manual atau menggunakan bahasa isyarat. Terapi satu ini sangat berguna bagi anak tuna rungu dengan tingkat kekurangan pendengarannya cukup berat.
Untuk bisa menguasainya memang perlu latihan secara rutin. Jika Anda belum tahu, bahasa isyarat itu terbagi menjadi 4 jenis yang perlu diketahui, diantaranya adalah :
• Bahasa Isyarat Konvensional
Untuk bahasa isyarat konvensional itu biasa dijadikan sebagai pengganti kata dan itu sudah umum dilakukan oleh para penyandang tuna rungu.
• Bahasa Isyarat Alamiah
Bahasa satu ini juga berkembang secara alamiah di antara kelompok tuna rungu. Ini bukan menggunakan bahasa tubuh, tapi ungkapan manual menggunakan tangan.
Tentu saja dalam hal ini dilakukan sebagai pengganti kata dan penggunaannya terbatas untuk kalangan tuna rungu.
• Bahasa Isyarat Konseptual
Untuk satu ini adalah bahasa pengantar yang ada di sekolah. Metodenya sendiri adalah menggunakan manual atau isyarat. Intinya, semua telah terkonsep sebelumnya.
• Bahasa Isyarat formal
Ini merupakan bahasa nasional dalam isyarat, biasanya juga menggunakan kosakata dan struktur bahasa yang sama seperti bahasa lisan.
- Mengajak Komunikasi Tuna Rungu dengan Teknik yang Benar
Kemudian untuk terapi wicara tuna rungu yang terakhir, berasal dari Anda yang bisa mendengar, yaitu mengajak anak tunarungu untuk berkomunikasi. Tentu saja dalam melakukan komunikasi tersebut tidak asal, dan menggunakan tata cara benar.
Berkomunikasi secara rutin selama terapi dan pelatihan, mampu membiasakan sang anak tuna rungu untuk mengungkapkan apa yang ada di isi hatinya menggunakan bahasanya sendiri. Berikut ini akan kami tunjukkan bagaimana caranya mengajak anak tuna rungu untuk berkomunikasi dengan benar :
• Jangan Bicara di Tempat gelap
Pertama, jangan pernah berbicara di tempat gelap karena anak tuna rungu bisa tahu apa yang dibicarakan melalui gerakan bibir.
• Bicara Pelan-Pelan Saja
Pastikan artikulasinya jelas dan dilakukan pelan-pelan saja agar anak tuna rungu bisa tahu pesan yang disampaikan melalui gerak mulut Anda.
• Dapatkan Fokus sang Anak
Selama melakukan terapi wicara tuna rungu, pastikan untuk mendapatkan fokus sang anak tuna rungu. Jangan sampai ketika sedang diterapi, fokus anak terbagi ke hal lain.
• Jangan Berbicara dengan Sesuatu Di Mulut
Jangan berbicara dengan anak tuna rungu ketika Anda sedang mengunyah, menyeruput minuman dengan sedotan, atau merokok. Itu menghalangi visual gerak bibir.
• Selalu Lakukan Kontak Mata Ketika Berkomunikasi
Dan tentu saja, ketika berkomunikasi harus melakukan kontak mata agar paham dan fokus dengan pembicaraannya.
Jika ingin mendapatkan pelatihan lengkap untuk anak tuna rungu, Wicaraku bisa membantu buah hati Anda. Wicaraku adalah perusahaan layanan terapi bicara yang sudah menghadapi beragam macam anak kesulitan berbicara termasuk penderita tuna rungu.
Menggunakan jasa Wicaraku tidak perlu datang ke tempat kami, cukup hubungi nomor +62 895-4151-54575 dan buatlah janji untuk ke rumah Anda. Pesan jasa kami sekarang juga dan dapatkan layanan terapi wicara tuna rungu maksimal untuk buah hati Anda.