Para orang tua akan membutuhkan banyak usaha dalam membesarkan anak dengan gangguan bicara ekspresif, namun jangan kawatir karena ada terapi wicara daerah Jogja yang bisa bantu itu.
Anak-anak dengan kondisi tersebut kerap kali alami bully dalam kehidupan sosial bersama teman. Sebab, mereka sangat sulit untuk mengekspresikan suatu peristiwa dengan sebuah kalimat yang runut.
Sehingga tidak mengherankan jika mereka kerap mendapatkan candaan sebagai tolol dan masih banyak lagi. Hal ini perlu disadari oleh orang tua agar bisa membantu anak untuk kembangkan kemampuannya lagi.
Definisi dari Gangguan Bahasa Ekspresif
Meski bisa dibantu tangani bersama terapi wicara daerah Jogja secara mudah, tapi para orang tua tetap harus mewaspadai hal ini agar tidak terlampau fatal. Di mana ini merupakan gangguan yang kerap disepelekan.
Acap kali orang tua memaklumi anak-anak yang tidak bisa mengekspresikan kalimat dengan baik karena masih kecil. Hal ini memang benar adanya tapi itu tidak boleh dibiarkan jika anak merasa sudah mengerti.
Maksudnya adalah mengerti atas sesuatu tapi kesulitan dalam mengucapkannya, dan ini sejalan dengan pengertian darinya. Gangguan bicara ekspresif adalah kondisi psikologis individu yang terjadi karena gangguan berbahasa.
Ini membuat anak tidak bisa mengekspresikan sesuatu baik dalam bentuk verbal ucapan atau kalimat tertulis. Biasanya anak dengan usia 10-12 tahun yang belum mampu untuk berkomunikasi, kerap menggunakan gesture.
Banyak peneliti yang sudah mendeskripsikan bahwa gangguan ini dapat terlihat sejak dini. Sebab itu, sebagai orang tua Anda harusnya sadar dengan apa yang terjadi pada anak agar dapat dilakukan intervensi dini.
Baca juga tentang : Penyakit Disartria Merupakan Salah Satu Gangguan Bicara
Ciri-ciri Anak yang Perlu Terapi Wicara Daerah Jogja
Semakin dini dalam melakukan intervensi terhadap penanganan masalah ini, semakin besar peluang untuk sembuh ke depannya. Maka dari itu sebagai orang tua Anda juga harus paham terhadap ciri-ciri dari anak tersebut.
1. Bisanya tidak pandai dalam mengutarakan banyak kata
Frasa atau bahkan kalimat pendek akan jauh lebih sering diucapkan, ini akan bisa Anda bandingkan dengan anak-anak lain yang seusianya. Bila tidak memiliki perbandingan, anak 2 tahun biasanya sudah memiliki di atas 300 kosa kata.
Selain itu biasanya kosa kata juga mendasar, jadi bukan kosa kata lanjutan. Ini akan sangat mudah terlihat jika Anda masih belum bisa lancar berkomunikasi padahal usianya sudah menuju ke 3 tahunan.
2. Speech delay
Normalnya anak-anak akan sudah mampu mengoceh pada saat usia 5-6 bulan, lalu ketika sudah menginjak umur 1 tahun sudah bisa berbicara untuk pertama. Dan ketika sudah menuju ke dua tahun sudah mampu mempelajari kosa kata baru.
Fase-fase ini akan mudah untuk dilalui anak normal, hanya saja berbeda dengan anak yang menderita gangguan berbicara ekspresif. Mereka jelas akan sulit melaluinya dan seharusnya mendapatkan penanganan dari terapi wicara daerah Jogja.
3. Tidak berkembang di sekolah
Ketika sudah berkembang ke fase sekolah, biasanya Anda akan mendapatkan laporan dari guru bahwa perkembangan akademik tidak seperti anak-anak lain, begitu pula dengan perkembangan lainnya.
Hal ini sangat wajar karena anak akan merasa minder dengan dirinya, semua karena keterampilan berbahasa menjadi hal penting untuk bisa melakoni peliknya kehidupan sekolah agar membanggakan orang tua.
Apa Penyebab dari Gangguan Bahasa Ekspresif?
Sampai sekarang belum ada penelitian pasti yang menemukan apa penyebabnya, sebab masih belum ada identifikasi pasti terhadapnya. Hanya saja jika bertanya siapa saja penderita ada jawabannya.
Dalam banyak kasus , para penderita umumnya adalah anak-anak dengan kriteria khusus. Seperti ADHD dan juga ASD. Itu semua mungkin disebabkan oleh bagaimana gizi didapatkan dan genetik.
Gizi jelas amat memengaruhi bagaimana anak bisa berkembang, apalagi pada saat berada di dalam kandungan. Begitu pula dengan genetik yang biasanya akan turun temurun kepada anak dan cucu.
Selain itu mungkin juga ada faktor benturan yang terjadi saat kehamilan, di mana ini jelas akan menimbulkan efek traumatis. Anak mungkin tidak akan sadar tapi tubuh akan memberikan respon hal lain.
Lalu apa yang bisa dilakukan untuk memberikan kesembuhan pada anak dengan kondisi penyakit tersebut? Jawabannya adalah dengan melakukan Terapi Wicara untuk memberikan intervensi sedini mungkin.
Bersama terapi wicara daerah Jogja terbaik Wicaraku semua akan berjalan beres. Apalagi ada penanganan dari tim ahli serta banyak metodologi teruji akan menunjang proses kesembuhan makin maksimal.
Prosedur Pengujian Terapi Wicara Daerah Jogja Wicaraku
Bukan terapi wicara abal-abal karena Wicaraku memiliki SOP untuk melakukan penanganan terhadap pasien. Khususnya pasien yang masih di bawah umur karena itu semua demi mentalnya juga.
Kami sebagai jasa terapi wicara daerah Jogja akan melakukan penyaringan terhadap anak apakah masuk dalam klasifikasi ekspresif atau reseptif, itu semua perlu pengujian karena akan membuat pilihan metode penanganan menjadi berbeda.
Proses pengujian biasanya akan dilakukan dengan banyak metode, misalnya memberikan arahan untuk menguji kemampuannya dalam menerima perintah, menyebutkan objek, mengenal warna, dan sebagainya.
Selain itu juga ada rutinitas kegiatan harian, menyanyikan lagu, dan menilai bagaimana mereka berbicara dengan orang luar atau dalam. Plus satu lagi adalah menilai apakah bisa ekspresikan sesuatu di rumah, dan sebagainya.
Penilaian terapi wicara daerah Jogja akan ditentukan atas dasar SOP tersebut, terapis akan menentukan apa temuannya. Lalu metode terbaik akan diresepkan agar Anda bisa juga melakukan terapi mandiri di rumah.
Sehingga penanganan terapi tidak hanya akan dilakukan pada saat kami datang saja, Anda juga bisa melakukan terapi sendiri secara mandiri bersama anak. Tentu hal tersebut akan jauh lebih efektif.
Banyak juga metode yang akan direkomendasikan oleh terapis untuk menunjang proses terapi mandiri bersama orang tua. Mungkin dengan membimbing belajar kosa kata, membaca buku cerita, dan sebagainya.
Mendorong anak-anak untuk tanya jawab dan menunjuk sign di luar rumah akan menjadi terapi terbaik. Jangan lupa juga untuk selalu memberikan batas dalam menonton TV atau juga gadget.
Baca juga tentang : Atasi Disfonia dengan Terapi Wicara Daerah Surabaya Terbaik
Wicaraku Layanan Terapi Wicara Daerah Jogja Terbaik
Tidak perlu ragu lagi untuk memilih pilihan itu kepada kami, sebagai pionir dalam melakukan terapi wicara home visits di Jogja dan Indonesia. tentu pelayanan kami sudah tidak dapat diragukan lagi.
Berbagai macam metode pelatihan serta kemampuan dari terapis tidak boleh diragukan. Penerapan SOP dalam penilaian awal serta akhir juga akan menjadi bahan penting untuk menunjang kesembuhan anak.
Selain itu kami juga menyediakan alat penunjang untuk terapi wicara daerah Jogja terbaik, sehingga anak-anak Anda akan mendapatkan penanganan terbaik dari terbaik karena banyak alat penunjang lainnya.
Bingung mau memesan di mana? Langsung saja hubungi kami di nomor +62 895-4151-54575 agar bisa melakukan pemesanan sesuai dengan kebutuhan. Tersedia pilihan paket yang dapat disesuaikan juga.
Sehingga pemesanan juga tidak akan sia-sia, semua dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, untuk sekarang memang pilihan terbaik terapi wicara daerah Jogja hanya pada Wicaraku yang terbukti bukan hanya memberikan janji.
Referensi Penulisan:
- District Speech and Language Therapy. “Can Speech Therapy Help With Expressive And Receptive Language Disorders?”, https://districtspeech.com/can-speech-therapy-help-with-expressive-and-receptive-language-disorders/, diakses pada 07 Desember 2024.
- Mount Sinai. “Expressive language disorder – developmental”, https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/expressive-language-disorder-developmental, diakses pada 07 Desember 2024.
- Understood. “What is expressive language disorder?”, https://www.understood.org/en/articles/what-is-expressive-language-disorder, diakses pada 07 Desember 2024.
- CHOC. “Receptive and Expressive Language Delays”, https://choc.org/programs-services/rehabilitation/frequently-asked-questions-receptive-expressive-language-delays/, diakses pada 07 Desember 2024.
