Gejala selective mutism atau yang sering disebut dengan mutisme terpilih merupakan penyakit kecemasan di mana penderitanya tidak dapat berbicara dalam situasi tertentu. Oleh karena itu kami sarankan untuk selalu memperhatikan anak Anda.
Apakah dia termasuk orang yang tidak bisa berbicara pada waktu-waktu tertentu. Untung gejala yang sering dialami oleh anak muda yang mengalami bisu selektif tidak selalu kurang mampu berbicara.
Namun, ada ciri-ciri lain yang membuat Anda sulit berbicara atau tampak seperti gagap dalam keadaan tertentu. Lantas, apa sebenarnya penyebab mutisme selektif? Cari tahu solusinya pada ulasan selanjutnya.
Dalam Artikel Ini:
ToggleApa yang Dimaksud Selective Mutism?
Mutisme selektif adalah penyakit kecemasan parah yang menghalangi seseorang untuk berbicara dalam konteks sosial tertentu, seperti dengan teman sekolah atau kerabat yang jarang mereka temui. Gejala selective mutism biasanya dimulai pada masa kanak-kanak ini dapat berlangsung hingga dewasa jika tidak ditangani dengan baik.
Seseorang dengan penyakit ini tidak menolak atau memilih untuk tidak berbicara pada saat-saat tertentu sebaliknya, situasinya membuatnya benar-benar tidak dapat berkomunikasi. Kebutuhan untuk berbicara dengan orang-orang tertentu menyebabkan respons membeku dengan emosi teror, mirip dengan demam panggung akut, yang menghalangi seseorang untuk berbicara.
Mutisme selektif paling sering terjadi pada anak-anak ketika mereka pertama kali mulai bersekolah atau memasuki situasi sosial baru. Menurut Medical News Today, kelainan ini juga dikenal sebagai mutisme selektif, mempengaruhi kurang dari satu persen anak-anak di seluruh dunia. Penyakit ini juga lebih banyak terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Penyebab Gejala Selective Mutism Pada Anak
Perilaku nakal tidak menghasilkan mutisme selektif. Sebaliknya, anak-anak dengan mutisme selektif tidak dapat berkomunikasi karena rasa gugup dan malu yang akut.
Mutisme pada anak disebabkan oleh berbagai faktor. Artinya, berbagai keadaan dapat menyebabkan mutisme selektif pada anak. Faktor-faktor ini meliputi:
- Anak-Anak Mengalami Transisi yang Signifikan
Gejala selective mutism dapat berkembang ketika seorang anak mengalami penyesuaian besar, seperti mulai bersekolah untuk pertama kalinya. Bagi sebagian anak muda, pergi ke sekolah mungkin menimbulkan kecemasan. Hal ini terutama dirasakan oleh anak-anak yang kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar sebelum bersekolah.
Anak-anak yang berbicara dua bahasa atau multibahasa di rumah berpotensi mengembangkan mutisme selektif. Hal ini muncul karena anak-anak mungkin kesulitan mengikuti pembicaraan dengan teman yang tidak bilingual.
- Lingkungan Rumah yang Tidak Mendukung
Jika tidak ditangani dengan cepat, kekhawatiran anak terhadap lingkungan sekitarnya dapat menyebabkan ia enggan bersosialisasi. Mereka juga berusaha menghindari keadaan yang membuat mereka tidak nyaman dan menimbulkan emosi kecemasan.
Akibatnya, gejala selective mutism yang berkepanjangan dapat memperburuk kecemasannya berbicara di depan orang banyak.
- Genetika
Gejala selective mutism biasanya diturunkan dalam keluarga. Hal ini diduga terkait dengan salah satu gen yang diwarisi dari orang tuanya. Gen ini tampaknya meningkatkan kemungkinan seorang anak mengalami perilaku mutisme selektif.
- Gangguan Kecemasan Lainnya
Gangguan kecemasan lain mungkin mempengaruhi perkembangan mutisme selektif. Contohnya termasuk kecemasan akan perpisahan, kecemasan sosial, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD).
Cara Mengatasi Gangguan Selective Mutism
Mutisme selektif mudah diobati jika terdeteksi sejak dini. Jika anak Anda tidak masuk sekolah selama dua bulan atau lebih, pengobatan harus segera dimulai.
Jika masalah ini tidak dikenali sejak dini anak mungkin akan mengembangkan kebiasaan tidak berbicara, sehingga lebih sulit untuk diubah. Gangguan ini dapat diobati dengan beberapa cara berikut ini.
- Psikoterapi
Perawatan umum untuk gejala selective mutism adalah dengan mengembangkan program manajemen perilaku. Program ini mencakup taktik seperti desensitisasi dan penguatan positif, yang digunakan baik di rumah maupun di sekolah di bawah pengawasan psikolog.
- Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif (CBT) atau terapi perilaku kognitif membantu individu berfokus pada cara mereka berpikir tentang diri mereka sendiri, dunia, dan orang lain, serta bagaimana persepsi mereka terhadap hal-hal tersebut memengaruhi pikiran dan emosi mereka. CBT juga menghadapi fobia dan prasangka melalui paparan bertahap.
CBT dikelola oleh spesialis kesehatan mental dan paling cocok untuk remaja (terutama mereka yang menderita gangguan kecemasan sosial) dan orang dewasa yang tumbuh dengan mutisme selektif. Jadi, untuk Anda yang saat ini menderita gejala selective mutism bisa menggunakan teknik ini untuk metode penyembuhan.
- Behavioral Therapy
Terapi ini sebenarnya bisa dilakukan bersamaan dengan CBT. Alasan di balik hal ini adalah, alih-alih mempelajari pola pikir dan perasaan pasien, terapi perilaku berfokus pada membantu pasien menghadapi kecemasannya secara bertahap.
Artinya, selama proses terapi, pasien akan didorong untuk mulai mengubah perilaku atau kebiasaan negatifnya menjadi positif guna melawan mutisme selektif yang dialaminya. Dengan begitu gejala selective mutism bisa perlahan untuk diatasi.
- Teknik Fading
Menurut Layanan Kesehatan Nasional, prosedur fading juga dapat membantu penderita mutisme selektif. Terapi ini dimulai dengan pasien berbincang dalam suasana nyaman dengan orang terdekatnya, seperti orang tuanya.
Di tengah obrolan, orang tua memperkenalkan orang baru kepada pasien dan mengajaknya berdiskusi. Setelah pasien menyesuaikan diri dengan kedatangan individu baru dan mampu berkomunikasi dengan mereka, orang tuanya berangsur-angsur pergi, hanya menyisakan pasien dan orang baru tersebut.
- Desensitisasi
Teknik ini berupaya mengurangi kepekaan pasien terhadap reaksi orang lain saat mendengarkan suaranya. Hal ini dapat diawali dengan mengirimkan rekaman suara atau video kepada orang lain.
Setelah beberapa kali latihan, pasien dengan gejala selective mutism dapat meningkatkan keterampilan komunikasi dua arah. Dengan begitu Anda bisa melakukan panggilan telepon langsung atau obrolan video kepada orang lain.
- Shaping
Sementara itu, pembentukan menggunakan berbagai strategi untuk secara progresif membantu individu merespons secara positif ketika berbicara dengan orang lain. Tentu saja, pasien tidak akan diminta untuk berbicara langsung dengan siapa pun.
Strategi ini dapat digunakan dengan meminta pasien membaca keras-keras dan kemudian bergantian membaca bersama orang lain. Setelah itu, pasien akan diminta untuk mengikuti aktivitas interaktif yang melibatkan orang lain. Baru setelah menyelesaikan langkah-langkah ini pasien akan diminta secara bertahap untuk berkomunikasi dengan orang lain.
- Terapi Wicara
Terapi wicara bisa sebagai pilihan tepat untuk kasus selective mutism pada anak ini. Sebab terapi wicara adalah suatu bentuk terapi yang berfokus pada peningkatan kemampuan berbicara.
Wicaraku Membantu Mengatasi Selective Mutism
Wicaraku sebagai perusahaan yang berhubungan dengan kesehatan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan ini. Kami menawarkan alternatif yang tepat bagi individu yang ingin berlatih terapi wicara dalam suasana nyaman dan praktis.
Selain itu, kami siap memberikan layanan dari rumah klien kapan saja, sehingga tidak perlu melakukan perjalanan antar lokasi. Wicaraku siap memberikan pengalaman yang lengkap dan menarik untuk mendorong tumbuh kembang anak.
Jika Anda tertarik menggunakan layanan kami, silahkan telepon +62 895-4151-54575. Kami akan menjadi pilihan utama bagi orang tua yang mencari hasil terbaik untuk anak Anda.
Jika Anda menemukan gejala di atas dan tidak segera diobati dapat mengganggu kapasitas anak atau orang dewasa untuk bekerja dalam berbagai lingkungan.
Oleh karena itu, jika anak Anda menunjukkan gejala selective mutism dan kesulitan bersosialisasi, atau jika Anda sudah mencoba berbagai strategi untuk mengatasinya namun gagal, jangan takut untuk mencari pengobatan ke Wicaraku.