Dalam dunia medis, istilah selektif mutisme adalah salah satu gangguan kecemasan yang sering ditandai dengan kesulitan berbicara. Kondisi tersebut, biasanya mengakibatkan penderitanya sulit untuk berbicara di situasi dan kondisi tertentu.
Seperti misalnya yaitu ketika diharuskan untuk berbicara di depan umum ataupun orang yang jarang ditemui. Agar lebih mengenal gangguan mutisme, Anda dapat mengenali definisi serta berbagai gejalanya di artikel berikut.
Dalam Artikel Ini:
ToggleMengenal Definisi Gangguan Kesehatan Selektif Mutisme Adalah
Umumnya, selective mutism atau selektif mutisme merupakan gangguan komunikasi anak-anak pada situasi tertentu. Biasanya, kondisi tersebut dapat dilihat ketika anak-anak memasuki usia sekitar 3 tahun.
Pasalnya pada usia tersebut, biasanya buah hati sudah memiliki kemampuan verbal yang bagus. Namun, kebanyakan orang tua menganggap jika gangguan selektif mutisme adalah hal wajar.
Sebab menurut kebanyakan orang tua, buah hati yang tidak mau berbicara di depan umum biasanya disebabkan karena malu. Padahal, gangguan ini dapat dianggap cukup mengkhawatirkan jika tidak mendapatkan penanganan baik.
Terlebih seperti diketahui, usia tersebut diharuskan memiliki kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi yang baik. Hal ini bukan tanpa alasan dilakukan, yaitu untuk dapat menunjang tumbuh kembang anak-anak ke depannya nanti.
Dalam hal ini, seseorang bisa mengenali selektif mutisme adalah gangguan kecemasan ketika anak mulai berinteraksi dengan orang-orang di luar keluarganya. Misalnya ketika si kecil sudah mulai memasuki dunia sekolah baru.
Meskipun bisa membaik seiring dengan bertambahnya usia buah hati, namun masalah tersebut bisa berlanjut dan bertahan hingga dewasa. Terlebih, jika tidak diberikan tindakan penanganan tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
Terkait mengenai faktor penyebab gangguan tersebut, belum ada yang mengetahui secara pasti. Namun banyak ahli berpendapat, permasalahan tersebut terjadi karena gangguan kecemasan yang dialami penderita.
Di samping itu, ada juga faktor lain penyebab anak-anak mengalami gangguan permasalahan tersebut. Berbagai faktor penyebab dari gangguan permasalahan selektif mutisme adalah yakni sebagai berikut.
- Mengalami kekerasan fisik, emosional ataupun seksual
- Terdapat riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan permasalahan serupa
- Penderita tidak diajarkan bagaimana cara bersosialisasi dengan orang lain sejak dini
- Memiliki kepribadian yang cenderung sangat pemalu
- Terdapat gangguan bicara atau bahasa
Baca juga tentang : Simak Ciri ciri Tongue Tie Pada Bayi dan Tips Mengatasinya
Tanda-tanda Penderita Mengalami Masalah Selective Mutism
Penderita gangguan selective mutism, biasanya dapat berbicara normal ketika berada di lingkungan keluarga atau teman dekatnya. Namun kondisinya berbeda ketika di situasi dan kondisi tertentu.
Setiap orang tua dapat mengenali apakah buah hati mengalami gangguan selective mutism atau tidak yaitu dari tanda-tanda yang ditimbulkannya. Beberapa tanda-tanda selektif mutisme adalah :
1. Penderita Merasa Kesulitan untuk Berbicara di Situasi dan Kondisi Tertentu
Salah satu tanda selective mutism yaitu penderita sulit berbicara di situasi dan kondisi tertentu. Ketika berada di situasi tersebut, penderita akan cenderung lebih banyak diam.
Sebagai contoh, yakni anak-anak akan diam ketika berada di depan umum atau ketika berhadapan dengan orang asing. Gejala tersebut umumnya akan berlangsung sekitar sebulan lamanya.
2. Memiliki Tingkat Sensitivitas Tinggi Terhadap Beberapa Rangsangan
Tanda seseorang mengalami masalah selektif mutisme adalah memiliki tingkat sensitivitas tinggi terhadap beberapa rangsangan. Baik itu terhadap suara, cahaya, rasa, sentuhan sampai dengan bau sekalipun.
Bahkan terhitung sekitar 20-30%, penderita yang mengalami hal tersebut akan memiliki gangguan bahasa atau berbicara. Kebanyakan penderita yang mengalami kondisi ini, berasal dari keluarga multibahasa.
3. Merasa Cemas Ketika Berpisah dengan Orang Tua
Pada anak-anak yang mengalami masalah selektif mutisme, biasanya cenderung merasa cemas ketika harus berpisah dengan orang tuanya. Contohnya ketika di sekolah barunya, anak terpaksa ditinggal.
Kondisi tersebut, biasanya akan menyebabkan buah hati cenderung menempel. Bahkan pada keadaan tertentu, anak-anak akan cenderung hanya mau digendong dan tidak mau turun sama sekali.
4. Cenderung Bersikap Menarik Diri dari Lingkungan Sosialnya
Mengenai tanda lainnya dari selektif mutisme adalah, sering menarik diri dari lingkungan sosialnya. Ini dialami, karena penderita merasa tidak mampu berbicara, cemas dan kurang nyaman.
Meskipun pada benaknya sendiri, mungkin ada rasa ingin untuk bergabung dengan teman-temannya. Namun karena rasa kecemasan yang terbilang berlebihan, menjadikan keinginannya tersebut tidak bisa diwujudkan.
Baca juga tentang : Cara Atasi Mutisme Pada Anak dengan Terapi Wicara
Apa Saja Komplikasi Gangguan Kesehatan Selektif Mutisme Bagi Penderita?
Selektif mutisme adalah sebuah gangguan kesehatan yang mempengaruhi kemampuan bicara anak-anak. Oleh sebab itulah, setiap orang tua perlu untuk memberikan penanganan yang tepat untuk mengatasi gangguan permasalahan tersebut sejak dini.
Pasalnya jika gangguan ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan akan menyebabkan komplikasi parah. Dimana beberapa komplikasi berikut, nantinya akan sangat memberikan pengaruh cukup signifikan bagi kehidupan penderita di lingkungan tempat tinggalnya.
- Anak-anak akan merasa sulit untuk bersosialisasi di lingkungan tempat tinggalnya.
- Penderita merasa kesepian dan sendiri, karena tidak mampu berinteraksi dengan orang lain.
- Dikhawatirkan akan dapat meningkatkan kondisi atau gejala lain yang mana berkaitan erat dengan gangguan kecemasan.
- Memberikan pengaruh cukup signifikan pada prestasi akademik dan kinerja kerja ke depannya nanti.
Baca juga tentang : Penyebab dan Gejala Selective Mutism yang Sering Terjadi
Macam-macam Upaya Penanganan Masalah Selective Mutism yang Tepat
Dikarenakan selektif mutisme adalah gangguan kesehatan yang memberikan dampak signifikan bagi anak-anak, maka perlu tindakan penanganan tepat. Dalam hal ini, tindakan penanganan biasanya dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang dialami penderita.
Khususnya ketika diminta untuk berinteraksi langsung dengan orang asing di sekitarnya. Sebab apabila dipaksa berbicara dengan orang asing tanpa perawatan, dipastikan penderita akan mengalami stres, depresi dan mengisolasi diri sendiri.
Apabila tidak ingin hal tersebut terjadi pada buah hati, maka perlu memberikan penanganan secara tepat. Dalam kaitannya dengan hal tersebut, umumnya ada beberapa upaya penanganan selective mutism, yakni sebagai berikut.
- Terapi wicara dilakukan apabila penderita mengalami selective mutism, yang nantinya akan berdampak besar pada permasalahan gangguan bicaranya.
- Terapi perilaku kognitif fokus utamanya melakukan perubahan pada pola pikir yang cenderung negatif, misalnya mengenai diri sendiri, orang lain sampai dengan lingkungan sekitarnya.
- Terapi khusus perilaku biasanya dilakukan dengan mengajak penderita memulai percakapan secara bertahap terhadap orang asing, hingga interaksi tersebut berjalan dengan nyaman.
- Pemberian obat-obatan memberikan obat-obatan tertentu sesuai dengan resep dokter yang menangani permasalahan tersebut.
- Meningkatkan kepercayaan diri penderita akan diberikan dukungan penuh oleh orang tua dalam melakukan kegiatan atau hal-hal positif yang disukainya.
Dalam memberikan penanganan gangguan selective mutism tersebut, penting bagi orang tua untuk tidak memaksa anak berbicara. Namun, disini orang tua perlu memahami mengapa buah hati sulit berbicara di depan umum.
Selain itu, tindakan penanganan juga bisa dilakukan dengan meyakinkan kepada buah hati melalui kemampuan komunikasi nonverbal. Misalnya dengan melatih anak untuk selalu tersenyum atau memeluknya di situasi dan kondisi tertentu.
Apabila Anda mendapati buah hati mengalami tanda-tanda selective mutism, sebaiknya lakukan tindakan penanganan seperti terapi wicara. Rekomendasi terbaik terapi selektif mutisme adalah, jasa Wicaraku dengan menghubungi nomor layanan di +62 895-4151-54575.