Munculnya ciri-ciri tongue tie pada anak perlu dipahami oleh orang tua. Ini adalah kondisi bagian kulit yang menghubungkan lidah ke mulut bagian bawah berukuran pendek atau lebih ketat dari normalnya.
Sejauh ini penyebab kondisi tongue tie belum bisa diketahui pasti. Namun kebanyakan kasus orang tua penderita tongue tie dulunya juga punya riwayat kondisi yang sama dan kebanyakan terjadi pada anak laki-laki.
Tongue tie memang paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak balita. Meskipun dalam beberapa kasus kondisi ini tidak menimbulkan masalah besar, namun jika terjadi pada Anda, dokter siap menangani beserta pengobatannya.
Sumber Gambar : Freepik
Dalam Artikel Ini:
ToggleMengenal Ciri-ciri Tongue Tie yang Spesifik Pada Anak
Tongue tie atau lidah terikat dapat terjadi saat jaringan penghubung lidah bagian bawah (frenulum) dengan dasar mulut terikat kencang. Kondisi ini menyebabkan lidah anak tidak mampu bergerak bebas.
Padahal umumnya, lidah bergerak melalui bibir bawah dan mencapai langit-langit serta gigi atas. Memang seiring perkembangan si kecil, lidah bagan depan dan dasar mulutnya akan terpisah, sedangkan belakang lidah tetap menempel.
Munculnya ciri-ciri tongue tie dapat didiagnosis oleh dokter dengan memeriksa apakah bagian frenulum membatasi gerakan lidah. Untuk kasus anak cukup umur, dokter akan mendengarkan cara bicaranya apakah sulit mengucapkan bunyi-bunyi tertentu.
Dokter-dokter yang dapat menangani kondisi ini adalah dokter spesialis THT (telinga, hidung, dan tenggorokan), dokter gigi anak, dokter bedah mulut, perawat atau konsultan laktasi, serta terapis wicara bahasa.
Adapun diagnosa tongue tie ditunjukkan melalui ciri-ciri yang berbeda antara bayi dengan anak cukup umur. Ciri-ciri pada bayi yaitu:
- Kehilangan pegangan ketika menyusu atau mendapat susu botol.
- Sulit menempel atau bahkan tetap menempel di payudara atau dot botol.
- Mengeluarkan suara “klik” saat sedang minum ASI khususnya dari botol.
- Durasi makan lama, banyak meneteskan air liur saat makan, sering batuk atau tersedak saat makan.
- Saat menyusui hanya minum sedikit sehingga berat badan turun.
Sedangkan ciri-ciri tongue tie pada anak yang usianya lebih besar yaitu:
- Mengalami kesulitan berbicara dengan jelas, justru mereka akan mengucapkan bunyi tertentu seperti d, i, t, th.
- Tidak dapat menjulurkan lidah melewati gigi.
- Sulit menjilati bibir atau es krim.
- Memiliki luka di bawah lidah karena frenulum terjepit di antara gigi depan bawah.
- Sulit memainkan alat musik tiup.
- Gigi rusak karena tidak bisa menggunakan lidah untuk membersihkan sisa makanan di gigi atau langit-langit mulut.
Baca juga tentang : Kenali Gangguan Tongue Tie Pada Bayi dan Tips Mendeteksinya
Pengobatan Tongue Tie yang Tepat untuk Si Kecil Sampai Pulih
Tidak semua masalah tongue tie harus mendapatkan penanganan bedah lidah. Namun sebaiknya pasien termasuk orang tua mencari tahu pengobatan yang sesuai serta risikonya bersama dokter dan tim perawat.
Oleh karena itu, jika anak Anda mengalami ciri-ciri tongue tie, segera konsultasikan dengan dokter. Beberapa penanganan yang dapat dilakukan terhadap pasien tongue tie antara lain:
1. Frenotomi
Ini adalah penanganan dengan melepaskan ikatan lidah menggunakan prosedur frenotomi, yaitu memotong frenulum atau bisa juga dilakukan dengan laser. Frenotomi adalah prosedur yang risikonya relatif kecil.
Biasanya hanya pendarahan, infeksi, atau kesulitan makan. Prosedur frenotomi hanya dapat dilakukan jika terbukti dengan jelas lidah pendek menyebabkan permasalahan.
Prosedur ini harus dilakukan sejak dini oleh dokter terlatih dan berpengalaman. Usai menjalani frenotomi, si kecil tetap harus menyelesaikan latihan pascaoperasi guna menghindari jaringan kulit yang tumbuh kembali.
2. Frenektomi
Berbeda dengan frenotomi yang tidak perlu dibius, frenektomi merupakan pengobatan dengan memotong seluruh frenulum menggunakan pisau bedah steril dan harus dibius. Prosedur ini dilakukan apabila pertumbuhan jaringan frenulum berlebihan.
Frenektomi juga termasuk pengobatan ciri-ciri tongue tie yang efektif dan risikonya rendah, namun bisa menimbulkan efek samping. Misalnya bicara tidak terkontrol, atau pascaoperasi penderita akan sulit mengendalikan ucapannya.
3. Frenuloplasti
Sedangkan prosedur frenuloplasti biasanya untuk penderita tongue tie anak-anak yang usianya lebih besar. Frenuloplasti merupakan pembedahan frenulum yang terlalu tebal kemudian dibagi dan dipanjangkan agar lidah lebih bebas.
Prosedur ini melibatkan pemotongan frenulum lingual dan reposisi jaringan dengan menggunakan anestesi umum terlebih dahulu. Setelah frenulum lingual dilepas, selanjutnya luka ditutup dengan jahitan.
Adapun pascaoperasi frenuloplasti, penderita akan mengalami sedikit pendarahan ringan, ada yang mengalami reaksi alergi, infeksi, dan sulit menyusu atau mengonsumsi makanan padat.
4. Terapi Wicara
Metode pengobatan lainnya untuk kondisi ciri-ciri tongue tie yaitu dengan terapi wicara. Jika pasien mengalami kesulitan artikulasi, dapat mengikuti terapi wicara dengan saran dan evaluasi dari dokter.
Terapi wicara dilakukan pada pasien dengan kondisi tongue tie yang perlu belajar mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Intinya setiap jenis pengobatan disesuaikan dengan tingkat tongue tie yang dialami.
Sumber Gambar : Freepik
Akibat Apabila Gejala Tongue Tie Tidak Segera Ditangani
Apabila kondisi tongue tie pada anak tidak segera ditangani akan menimbulkan 2 masalah besar. Pertama, menyebabkan masalah ketika menyusui. Bayi bisa kesulitan memposisikan dirinya minum susu dengan baik pada puting ibu.
Kondisi ini tidak selalu terjadi pada semua bayi penderita tongue tie. Selain itu mereka seharusnya tidak masalah dengan pemberian susu botol. Jadi jika anak Anda kesulitan, segera konsultasikan dengan dokter anak.
Permasalahan kedua yaitu menyebabkan si kecil sulit bicara. Beberapa anak dengan ciri-ciri tongue tie sulit mengucapkan bunyi-bunyi tertentu. Misalnya huruf d, l, n, s, t, th, tapi tidak menyebabkan keterlambatan bicara.
Anda dapat menyusui dengan memberi susu botol dari profesional kesehatan yang terlatih dan berpengalaman. Selain saran ini, sebaiknya mengikuti prosedur operasi kecil pemotongan frenulum seperti penjelasan sebelumnya.
Pascaoperasi kebanyakan bayi akan membaik dengan cepat dan dapat menyusu lebih baik. Namun apabila bayi mengalami ciri-ciri tongue tie tetapi tidak menimbulkan masalah, maka tidak memerlukan perawatan.
Baca juga tentang : Simak Ciri ciri Tongue Tie Pada Bayi dan Tips Mengatasinya
Rekomendasi Terapi Wicara untuk Solusi Ciri-ciri Tongue Tie
Untuk mengatasi kondisi tongue tie, sebaiknya orang tua melakukan pemeriksaan secara prenatal terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mendeteksi kondisi tongue tie sejak dini dan melihat apakah menimbulkan permasalahan.
Selanjutnya Anda dapat membawa si kecil untuk mengikuti terapi wicara di Wicaraku. Wicaraku adalah startup di bidang kesehatan di mana terapis kami akan datang langsung ke rumah pasien.
Kami memahami kondisi tongue tie membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat agar anak tidak mengalami gangguan bicara. Wicaraku membantu Anda agar lebih praktis mendapatkan layanan terapi wicara tanpa memakan banyak waktu.
Terapi wicara dibutuhkan bahkan setelah anak Anda pascaoperasi (jika diperlukan) untuk menghindari prosedur yang tidak tuntas. Selain itu juga membantu meminimalisir kondisi memburuk akibat jaringan frenulum yang dapat tumbuh kembali.
Wicaraku memiliki tim profesional terlatih dengan metode inovatif untuk mendorong kemampuan bicara anak akibat tongue tie. Tersedia beragam paket yang dapat diambil sesuai kebutuhan.
Informasi lebih lanjut dan konsultasi gratis Wicaraku dapat menghubungi nomor WhatsApp kami di +62 895-4151-54575. Segera atasi kondisi ciri-ciri tongue tie anak Anda sejak dini agar meminimalisir permasalahan di kemudian hari.
Referensi Penulisan :
- National Library of Medicine. “Ankyloglossia (Tongue-Tie)”, https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482295/, diakses pada 12 Agustus 2024.
- KidsHealth. “Tongue Tie (Ankyloglossia)”, https://kidshealth.org/en/parents/tongue-tie.html, diakses pada 12 Agustus 2024.
- NHS. “Tongue-tie”, https://www.nhs.uk/conditions/tongue-tie/, diakses pada 12 Agustus 2024.
- Harvard Health Publishing. “What is a tongue-tie? What parents need to know”, https://www.health.harvard.edu/blog/what-is-a-tongue-tie-what-parents-need-to-know-202402073015, diakses pada 12 Agustus 2024.
- Tompkins Dental. “6 Facts About Tongue-Ties In Children”, https://www.tompkinsdental.com/blog/6-facts-about-tongue-ties-in-children, diakses pada 12 Agustus 2024.