Strategi penanganan echolalia atau ekolalia perlu diperhatikan dengan baik, khususnya bagi orang tua yang anaknya memiliki kondisi tersebut. Jadi, ekolalia adalah fenomena di mana seseorang mengulang kata atau frasa yang didengar, sering kali tanpa pemahaman yang jelas terhadap maknanya.
Meskipun sering dikaitkan dengan anak-anak yang memiliki gangguan perkembangan seperti autisme, ekolalia juga dapat ditemukan pada orang dewasa dengan kondisi neurologis tertentu. Penanganan ekolalia memerlukan pendekatan yang tepat dan terarah, terutama dalam konteks terapi wicara.
Strategi penanganan echolalia bertujuan untuk mengarahkan pola pengulangan ini menjadi alat komunikasi yang lebih efektif. Dengan intervensi yang konsisten, ekolalia dapat dimanfaatkan sebagai langkah awal dalam mengembangkan kemampuan bahasa dan komunikasi, sehingga individu yang mengalaminya dapat lebih berpartisipasi dalam interaksi sosial.
Dalam Artikel Ini:
ToggleCiri-Ciri Seseorang dengan Echolalia
Mungkin masih banyak sekali orang-orang yang bingung apa itu ekolalia, tetapi sebenarnya kondisi tersebut terjadi melalui berbagai macam ciri-ciri dari seseorang, misalnya seperti berikut:
1.Mengulang Kata atau Frasa yang Baru Saja Didengar
Sebelum mengetahui strategi penanganan echolalia, pahami dulu ciri-ciri dari kondisi yang satu ini. Jadi salah satu ciri utama dari ekolalia adalah kecenderungan seseorang untuk mengulang kata atau frasa yang baru saja didengar, yang disebut dengan ekolalia langsung).
Dalam kondisi ini, seseorang akan secara otomatis dan langsung mengulangi apa yang diucapkan oleh orang lain, tanpa memproses atau memahami maknanya. Misalnya, jika seseorang mengatakan “Ayo makan,” individu dengan ekolalia mungkin akan mengulang kalimat tersebut persis seperti yang didengar, tanpa memberikan respon kontekstual.
2.Mengulangi Kata-Kata Tanpa Konteks yang Jelas
Mengulangi kata-kata tanpa konteks yang jelas adalah salah satu ciri utama dari ekolalia, terutama pada anak-anak dengan gangguan perkembangan seperti autisme. Pada kondisi ini, individu tidak hanya mengulang kata atau frasa yang baru saja mereka dengar, tetapi melakukannya di situasi atau waktu yang tidak relevan, sehingga pengulangan tersebut tampak tidak memiliki makna dalam percakapan.
Pengulangan ini dapat terjadi dalam dua bentuk utama ekolalia langsung dan ekolalia tertunda. Pada ekolalia langsung, individu akan segera mengulang kata-kata atau kalimat yang baru didengar tanpa memberi respons yang sesuai dengan konteks.
Misalnya, jika seseorang mengatakan, “Ayo kita makan,” individu dengan ekolalia mungkin langsung mengulangi kalimat tersebut tanpa benar-benar bermaksud untuk makan atau memahami ajakan tersebut.
Baca juga tentang : Mengenal Echolalia pada Anak dan Risiko Jika Tidak Tertangani
3.Nada Suara yang Tidak Biasa
Pengulangan kata atau frasa sering kali dilakukan dengan nada suara yang tidak lazim, seperti terdengar kaku seperti robot atau dilantunkan seperti nyanyian. Hal ini perlu diketahui sebelum nantinya menerapkan strategi penanganan echolalia.
Nada suara yang tidak biasa adalah salah satu ciri khas dari ekolalia, terutama pada individu yang mengalami gangguan perkembangan seperti autisme. Pada individu dengan ekolalia, pengulangan kata atau frasa yang mereka dengar sering kali diucapkan dengan cara yang berbeda dari nada suara normal.
Nada ini bisa terdengar kaku, monoton, atau bahkan seperti robot. Terkadang, mereka mengucapkan kalimat dengan nada yang terlampau datar atau berlebihan, yang tidak sesuai dengan konteks emosional percakapan.
4.Tidak Merespons Secara Tepat Saat Berkomunikasi
Selanjutnya juga ada tanda tidak merespons secara tepat saat berkomunikasi. Individu dengan kondisi ini cenderung tidak memberikan jawaban yang sesuai ketika diajak berbicara atau ditanya.
Sebagai gantinya, mereka hanya mengulang kata atau frasa yang mereka dengar, tanpa menambah informasi atau melakukan interaksi secara aktif. Hal ini bisa membuat percakapan terkesan tidak efektif dan membingungkan bagi lawan bicara.
Respons yang tidak sesuai ini terjadi karena penderita ekolalia sering kali tidak sepenuhnya memahami apa yang mereka dengar. Mereka mengulang ucapan orang lain sebagai bentuk mekanisme koping terhadap kesulitan dalam memproses dan merespons informasi verbal yang diterima.
Contohnya, ketika seseorang menanyakan “Apakah kamu lapar?”, alih-alih memberikan jawaban seperti “Ya, saya lapar,” penderita ekolalia mungkin hanya akan mengulangi “Apakah kamu lapar?” tanpa memahami pertanyaan tersebut.
5.Menghindari Kontak Mata dan Ekspresi Wajah yang Kurang
Menghindari kontak mata dan menunjukkan ekspresi wajah yang kurang tepat merupakan salah satu ciri khas individu dengan ekolalia, terutama pada mereka yang memiliki gangguan spektrum autisme atau gangguan perkembangan lainnya.
Fenomena ini sering kali terjadi karena individu dengan ekolalia, terutama yang terkait dengan autisme, cenderung mengalami kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan isyarat sosial yang biasanya diungkapkan melalui ekspresi wajah dan kontak mata.
Strategi Penanganan Echolalia Melalui Terapi Wicara
Meskipun ekolalia dapat dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran bahasa, dalam beberapa kasus, hal ini dapat menghambat kemampuan individu untuk berkomunikasi secara efektif. Untuk membantu mengatasi hal ini, terapi wicara menjadi salah satu pendekatan yang efektif. Berikut ini beberapa strategi penanganan echolalia melalui terapi wicara.
1.Terapi Cues-Pause-Point
Terapi ini melibatkan teknik yang meminta penderita ekolalia untuk merespons pertanyaan setelah diberikan waktu untuk memikirkan jawabannya. Terapis menggunakan kartu atau alat bantu lain untuk membantu pasien memberikan respons yang benar. Teknik ini bermanfaat untuk melatih kemampuan komunikasi yang lebih tepat dan mengurangi pengulangan kata secara otomatis.
2.Penggunaan Prompt Verbal
Strategi penanganan echolalia selanjutnya dengan penggunaan prompt verbal. Terapis wicara juga dapat memberikan petunjuk verbal yang lebih spesifik untuk membimbing anak dalam membedakan antara komunikasi yang diulang dan yang baru.
Dengan melatih anak untuk mengenali saat mereka mengulangi sesuatu, terapi ini membantu mereka mengembangkan cara berbicara yang lebih fungsional.
3. Latihan Perilaku dan Bahasa Fungsional
Fokus pada latihan bahasa fungsional, di mana anak dilatih untuk menggunakan kata dan frasa yang berguna dalam konteks kehidupan sehari-hari. Ini membantu mengarahkan mereka untuk berbicara dengan tujuan yang lebih jelas, alih-alih hanya mengulangi kalimat tanpa makna.
4.Modeling dan Peniruan yang Terarah
Anak dapat dilatih untuk meniru bahasa yang lebih terarah dengan melibatkan interaksi dua arah. Terapis memberikan model ucapan yang tepat dan mendorong anak untuk mengikutinya dalam konteks percakapan yang lebih terstruktur. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir ekolalia yang spontan dan tidak terkendali.
Baca juga tentang : Tahapan Terapi Wicara yang Dilakukan oleh Terapis Profesional
5.Penggunaan Kartu Komunikasi
Pada beberapa kasus, terapi wicara memanfaatkan kartu komunikasi atau simbol visual untuk membantu anak memahami cara merespons dengan benar dalam situasi tertentu. Kartu ini memfasilitasi transisi dari ekolalia ke komunikasi verbal yang lebih aktif dan relevan.
Dalam penanganan ekolalia, penting untuk menggunakan pendekatan yang tepat dan bersifat individual. Strategi seperti memperkenalkan komunikasi visual, menggunakan permainan interaktif, dan memberikan waktu bagi anak untuk merespons dapat membantu dalam mengembangkan kemampuan bahasa mereka.
Selain itu, keterlibatan orang tua dan keluarga dalam proses ini sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang mendukung. Jika Anda mencari bantuan profesional dalam menangani ekolalia, Wicaraku siap membantu.
Dengan tim terapis wicara yang berpengalaman, mereka dapat memberikan pendekatan yang disesuaikan untuk kebutuhan anak Anda. Hubungi Wicaraku di +62 895-4151-54575 dan mulai langkah awal menuju komunikasi yang lebih baik untuk buah hati Anda dengan strategi penanganan echolalia yang tepat.
Referensi Penulisan:
- Honestdocs.”Kelainan Echolalia – Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati”, https://www.honestdocs.id/kelainan-echolalia, diakses pada 21 September 2024.
- Deeptalk.”Ekolalia : Kondisi Anak yang Sering Mengulang Kata. Hati-Hati Gejala Autisme!”, https://www.deeptalk.co.id/ekolalia-kondisi-anak-yang-sering-mengulang-kata-hati-hati-gejala-autisme/, diakses pada 21 September 2024.