Komunikasi Tuna Wicara Berdasarkan Karakteristiknya

Wicaraku Writer

February 21, 2024

Wicaraku

Wicaraku Writer

February 21, 2024

Wicaraku

Komunikasi tuna wicara tentu perlu dipelajari agar dapat memahami keinginan dan pemikiran satu sama lain. Apalagi perlu diketahui bahwa penyandang disabilitas satu ini memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi.

Sehingga orang – orang sekitar, terutama jika Anda termasuk sering berinteraksi tentunya wajib mempelajarinya. Komunikasi bisa dikatakan menjadi salah satu bentuk nyata atas interaksi manusia.

Hanya saja, anak berkebutuhan khusus terutama jika memiliki masalah berbicara mengalami kendala dalam hal ini. Karena cara mereka berinteraksi memang berbeda dengan orang – orang pada umumnya.

Hal ini menjadi alasan utama mengapa penting sekali mempelajari bagaimana cara mereka berinteraksi. Karena pastinya ketika berinteraksi dengan orang normal saja seringkali menemukan hambatan. Apalagi dengan anak spesial ini, tentu cara berinteraksinya harus sedikit ekstra.

Beberapa Kualitas Komunikasi Tuna Wicara

Untuk bisa memahami keinginan seseorang tentu harus bisa mengukur dan menilai seberapa kualitas interaksinya. Terlebih lagi dalam kasus anak disabilitas dimana memiliki keterbatasan tertentu. Dalam hal ini adalah anak dengan kondisi memiliki masalah dalam berbicara atau disebut juga dengan istilah tuna wicara.

  1. Karakteristik

Setiap orang memiliki karakter, sifat atau kepribadian. Karakter ini nantinya akan membedakannya dengan orang lain. Terutama dari cara mereka berinteraksi dalam kehidupan sosial.

Karena mereka memiliki keterbatasan dalam berbicara dimana mereka kesulitan dalam menyampaikan secara lisan, maka secara otomatis hal tersebut menjadi kendala utama dalam berinteraksi dengan orang normal.

Apalagi jika lingkungan tidak memahami dengan baik bagaimana cara komunikasi tuna wicara dengan mereka ini. Hal ini seringkali menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak. Mereka akan memiliki anggapan bahwa orang lain akan menilai mereka berbeda karena kekurangannya tersebut.

Sehingga solusi untuk mengatasi perasaan tersebut adalah dengan cara membatasi diri dengan orang asing dan lebih memilih berinteraksi dengan komunitas yang sudah dikenal, yaitu keluarga, saudara, teman atau komunitas disabilitas dengan kebutuhan khusus yang sama.

Lingkungan tersebut dirasa aman karena sudah memahami karakter mereka. Sehingga tentu saja mereka akan lebih merasa nyaman serta merasa lebih percaya diri dalam berinteraksi menggunakan cara berkomunikasi yang mereka miliki dan kuasai.

Akan merasa aman karena setidaknya tidak akan mendapatkan penilaian buruk akibat keterbatasan yang dimiliki tersebut.

  1. Lingkungan Khusus

Selain mengenai karakternya, Anda juga perlu dipahami adalah mengenai lingkungan. Jika kebanyakan orang bisa masuk ke lingkungan apa saja, maka berbeda dengan mereka dimana tidak bisa mudah bergaul.

Hal ini dipengaruhi oleh karakteristik diatas dimana cenderung lebih nyaman di lingkungan yang sudah familiar. Sehingga agak kesulitan jika harus berinteraksi di lingkungan baru atau belum terlalu dikenali. Oleh sebab itu akan cenderung membatasi diri.

Dengan penjelasan diatas maka bisa dikatakan bahwa dilihat dari beberapa faktor memang terdapat perbedaan antara orang yang memiliki keterbatasan berbicara dengan orang normal pada umumnya.

Sehingga hal ini pada akhirnya menjadi alasan mengapa orang atau lingkungan sekitar harus belajar dan memahami komunikasi tuna wicara agar interaksi kedua belah pihak dapat berjalan lancar dan mengerti satu sama lain.

Kenali Bagaimana Cara Komunikasi Tuna Wicara

Perlu diketahui bahwa tidak semua tuna wicara dikatakan bisu atau tidak dapat berbicara sama sekali. Artinya jenis keterbatasan yang dimiliki akan berbeda antara satu dengan lainnya.

Sebagai contoh, jika gagap atau suara tidak jelas maka bisa untuk komunikasi tuna wicara tetap bersuara meskipun tidak begitu jelas, namun tetap ditambahkan dengan bahasa isyarat. Sebaliknya jika masuk kategori bisa total. Maka dalam berkomunikasi mengandalkan bahasa isyarat saja.

Namun pada dasarnya ada beberapa teknik atau metode yang digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain yaitu :

  1. Bahasa Isyarat

Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa hampir semua penyandang disabilitas, terutama jika mengalami gangguan suara maka metode pertama untuk berkomunikasi yaitu dengan menggunakan bahasa isyarat.

Bahasa isyarat ini bahkan sudah dipakai diseluruh dunia. Sehingga dengan menggunakan isyarat tersebut, maka mereka bisa memahami apa yang orang katakan.

Bahasa isyarat sendiri terdiri dari gerakan – gerakan tangan. Dimana setiap gerakan memiliki kode dan mengandung makna yang bisa dipahami oleh tuna wicara. Melalui bahasa isyarat ini, mereka bisa memahami apapun yang dikatakan atau disampaikan oleh lawan bicaranya.

  1. Membaca Gerak Bibir

Pasti banyak muncul pertanyaan tentang bagaimana cara orang dengan keterbatasan bicara bisa menangkap apa yang dikatakan oleh lawan bicaranya. Memang tidak semua tuna wicara tuna rungu, namun sebagian besar memang memiliki permasalahan pada indera pendengarannya.

Dan salah satu cara mereka menangkap perkataan orang lain adalah dengan cara membaca gerak bibir. Disinilah alasan mengapa sebaiknya ketika berkomunikasi dengan mereka harus menggunakan kata dan kalimat jelas serta frekuensinya diperlambat. Tujuannya adalah agar gerak bibir bisa mudah dipahami.

  1. Melakukan Kontak Mata

Metode lain yang juga digunakan adalah dengan melakukan kontak mata. Selain memperhatikan gerak bibir, biasanya mereka akan cenderung melihat mata lawan bicaranya. Tentu dari segi etika ini juga sangat positif karena artinya menghargai orang sedang mengajak berkomunikasi.

  1. Membaca Atau Melihat Gestur Tubuh

Terakhir, cara komunikasi tuna wicara juga dengan memperhatikan gestur atau gerakan tubuh lawan bicaranya. Hal ini berkaitan dengan bahasa isyarat yang digunakan. Sehingga dengan membaca gestur tubuh tentu akan lebih memudahkan dalam memahami bahasa isyarat tersebut.

Meskipun terlihat sederhana namun faktanya masih banyak orang merasa kesulitan untuk memahami pembicaraan ketika harus berhadapan dengan mereka yang memiliki masalah keterbatasan berbicara.

Untuk itu, memang sangat disarankan untuk mempelajarinya terutama jika berada di lingkungan yang memiliki peluang bersinggungan dengan tuna wicara.

Dampak Komunikasi Tuna Wicara Bagi Lingkungan Sekitar

Meskipun di sekitar kita sudah banyak sekali menemui situasi seperti ini namun tetap saja tidak bisa dipungkiri bahwa akan tetap ada dampak atau efek yang terjadi. Dampak tersebut bisa dari sisi anak atau orang yang mengalami tuna wicara atau dari segi orang lain atau lingkungannya.

  1. Dampak Bagi Psikis

Dikarenakan cara komunikasi tuna wicara berbeda maka tanpa disadari akan memberikan dampak bagi segi psikis. Jika dilihat dari psikis dimana dalam hal ini adalah pihak yang mengalami keterbatasan berbicara.

Maka akan muncul rasa tidak percaya diri karena tidak dapat berkomunikasi layaknya orang pada umumnya. Ketidakpercayaan diri ini akan berdampak lebih lanjut pada mental sehingga menyebabkan kecenderungan susah bergaul atau bahkan anti sosial.

Hal ini bisa disebabkan karena kekhawatiran dan ketakutan tentang penilaian orang terhadap dirinya atau akibat merasa dirinya kurang sempurna sehingga merasa lebih baik jika tidak terlalu bersinggungan dengan banyak orang.

Begitu pula jika dilihat dari segi psikis orang lain di mana pastinya akan mengalami banyak kendala dalam berkomunikasi. Sehingga hal ini sering kali memicu rasa bosan atau bahkan lelah karena harus melakukan cara dalam memahami apa yang harus dikatakan dan juga memahami apa yang disampaikan.

  1. Dampak Bagi Lingkungan

Komunikasi tuna wicara yang tidak normal ini juga sangat berdampak bagi lingkungan yaitu di mana kualitas komunikasi menjadi lebih terbatas. Sehingga tidak menutup kemungkinan akan sering terjadi miss komunikasi ketika terjadi interaksi.

Dengan berbagai macam penjelasan di atas, maka bisa disimpulkan bahwa antara kedua belah pihak memang harus saling memahami satu sama lain. Terutama bagi lingkungan terdekat seperti keluarga, saudara, teman dan tetangga yang memiliki peluang besar sering melakukan interaksi.

Begitu pula dengan pihak-pihak lain yang juga sering berinteraksi dengan anak berkebutuhan khusus tersebut. Agar bisa memahami bagaimana cara komunikasi tuna wicara yang tepat tanpa terkesan mengintimidasi dan menimbulkan rasa tidak nyaman. Maka Anda bisa menghubungi kontak Wicaraku di nomor berikut +62 895-4151-54575 agar bisa mendapatkan bantuan lebih lanjut.

Subscribe To Our Newslater

Get updates and learn from the best

Subscribe To Our Newslater

Get updates and learn from the best

Promo Spesial Wicaraku x CareNow: Diskon Rp 75.000 Paket Terapi Wicara!

Terapi Wicara untuk Tuna Daksa dengan Teknologi Terbaru

Mengidentifikasi Perbedaan Autis dan Speech Delay Berikut

Apakah Anda Ingin Meningkatkan Bisnis Anda?

Meningkatkan client yang membutuhkan layanan Fisioterapis di klinik Anda, anda bisa bekerja sama
dengan kami!

Layanan Kami

Konsultasi Gratis

Konsultasi via WhatsApp gratis untuk selamanya.

Earl Package

  • 6x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

King Package

  • 8x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Emperor Package

  • 12x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Crown Package

  • 15x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang

Royal Package

  • 30x Kunjungan
  • 45 – 60 Menit/Kunjungan
  • Menggunakan talk tools
  • Pesan Hari ini, bisa langsung datang