Sebelum Anda melakukannya, maka memahami tahapan terapi wicara untuk anak harus dipahami terlebih dahulu. Dengan memahami tahapannya, para orang tua dapat mengambil langkah tepat untuk mereka.
Seperti sudah diketahui bahwa kemampuan berbicara pada anak biasanya akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Tetapi bagaimana jika anak sudah berusia di atas 3 tahun, tetapi masih belum bisa mengucapkan kata ataupun berbicara secara terbatas?
Ini dapat menjadi indikasi bahwa anak mengalami speech delay atau terlambat berbicara. Tetapi sebaiknya Anda tidak perlu panik dan khawatir secara berlebihan jika anak ternyata mengalami masalah tersebut.
Pasalnya orang tua dapat meningkatkan kemampuan berbicara pada anak dengan menggunakan metode terapi wicara ini. Jika Anda ingin memahami lebih lanjut mengenai terapi tersebut, maka simak tahapan terapi wicara di bawah ini.
Sumber Gambar : Freepik
Pahami Pengertian dari Terapi Wicara
Sebelum Anda mengetahui daftar tahapan terapi wicara untuk anak, maka pahami dahulu pengertiannya. Ini adalah sebuah terapi guna membantu anak dengan speech delay bisa meningkatkan kemampuan berbicara serta memahami ekspresi suatu kata atau bahasa.
Bukan hanya untuk bahasa dengan sifat verbal saja, tetapi juga dapat mendorong anak agar mampu mempelajari bahasa nonverbal pula. Metode tersebut nantinya juga dapat melatih koordinasi mulut sekaligus otot yang terdapat di sekitarnya.
Meskipun begitu sebelum anak Anda dibawa ke tempat terapi, maka terlebih dahulu harus memahami bagaimana ciri anak mengalami masalah speech delay tersebut dengan baik. Misalnya saja anak tidak memberikan respon ketika dipanggil namanya.
Selain itu terdapat ciri lainnya seperti tidak memberikan celotehan ketika usianya lebih dari tujuh bulan, tidak mampu menunjuk dengan jarak, tidak memperlihatkan adanya ekspresi variatif pada wajah. Bahkan mereka juga tidak mampu memahami kata tidak maupun berhenti.
Meskipun begitu, ciri dari anak mengalami keterlambatan dalam berbicara biasanya akan tergantung pada usianya. Jadi sebagai orang tua, Anda sebisa mungkin harus memahami dan melihat perkembangan dari buah hati.
Apabila ciri di atas terdapat pada anak Anda, maka sebaiknya dapat segera dibawa ke tempat terapi agar dapat segera diatasi dengan segera. Sebab semakin lama Anda membawa mereka ke tempat terapi, maka kondisinya juga akan semakin parah juga.
Selama mengikuti proses terapi tersebut, maka akan terdapat sejumlah tahapan yang harus dilewati terlebih dahulu. Untuk tahapan terapi wicara sendiri akan dibahas pada poin berikutnya.
Sumber Gambar : Freepik
Tahapan Terapi Wicara yang Harus Diketahui
Sebagai orang tua, Anda pastinya ingin jika buah hati dapat berkomunikasi dengan baik tanpa kendala apapun bukan. Tetapi tidak semua anak bisa berkomunikasi dengan lancar akibat gangguan dari keterlambatan bicara.
Jika anak alami speech delay, orang tidak bisa mempertimbangkan untuk menggunakan terapi bicara sebagai pengobatan. Berikut ini tahapan terapi wicara yang harus diketahui oleh para orang tua.
1. Bacakan Dongeng Kepada Anak
Di tahap pertama, silahkan bacakan dongeng kepada anak saat usianya masih dini. Meskipun terdengar cukup sepele, tetapi membacakan dongeng akan memberikan segudang manfaat lho termasuk meningkatkan skill berkomunikasi.
Sebab ketika membacakan dongeng, maka terdapat sejumlah kosa kata baru yang diserap oleh mereka. Itulah mengapa kemampuan berbahasa mereka juga akan semakin banyak pula terutama komunikasi verbal.
2. Cobalah Berikan Permainan Bergambar
Setelah memberikan dongeng kepada mereka, tahap berikutnya Anda juga dapat memberikan permainan bergambar kepada si kecil. Gambar menarik yang ada di depannya tersebut pasti mampu meningkatkan kemampuan untuk komunikasi.
Sebab si kecil pastinya akan selalu berusaha buat berpikir sekaligus mengenali maksud dari objek tersebut. Seiring berjalannya waktu, kosa kata yang mereka kuasai juga akan semakin banyak pula.
3. Cobalah Memberikan Pertanyaan dan Jawaban
Tahapan terapi wicara yang tidak boleh dilewatkan adalah melalui pemberian pertanyaan serta jawaban. Nantinya, Anda dapat memberikan pertanyaan kepada mereka guna meningkatkan kemampuan dalam berpikir.
Meskipun mereka masih belum bisa mengungkapkannya dengan kata, tetapi mereka pasti bisa mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut. Jangan khawatir, sebab tahapan ini sangat mudah untuk dilakukan.
4. Hindari Penggunaan Gadget
Selama kegiatan berlangsung, maka sebaiknya harus menghindari adanya penggunaan gadget sebisa mungkin. Sebab penggunaan gadget hanya akan memberikan efek negatif kepada si kecil.
Baca juga tentang : Penyebab, Gejala Mulut Sumbing Anak dan Cara Pengobatannya
Jenis Gangguan yang Butuh Terapi Wicara
Tidak bisa dipungkiri apabila terdapat sejumlah tahapan terapi wicara yang harus dilakukan untuk mendukung kemampuan berkomunikasi anak. Sebagai informasi tambahan, ternyata terdapat sejumlah jenis gangguan dimana membutuhkan jenis terapi tersebut diantaranya adalah.
1. Adanya Gangguan dalam Berbicara
Apabila anak mengalami gangguan dalam berbicara seperti gagap atau kelancaran berbicara, maka membutuhkan metode penyembuhan ini. Sebab kondisi tersebut seringkali membuat seseorang mengulangi ucapan selama beberapa kali.
Di samping itu, juga akan membuat pasien sering berhenti di tengah jalan ketika hendak mengucapkan huruf tertentu. Inilah mengapa jika terjadi gangguan kelancaran dalam berbicara, sebaiknya harus segera mengambil terapi.
2. Adanya Gangguan Artikulasi
Ini merupakan sebuah kondisi dimana mengakibatkan anak mengalami kesulitan ketika mengucapkan suku kata tertentu. Alhasil dapat membuat lawan bicara akan kesulitan buat memahami setiap perkataan yang keluar.
3. Suara yang Tidak Jelas
Adanya kondisi suara yang tidak jelas selama bicara ternyata dapat menimbulkan adanya rasa sakit hingga tidak nyaman ketika berbicara. Kondisi itulah akan membuat suara keluar menjadi tidak jelas sehingga menimbulkan kesalahpahaman.
Adapun tahapan terapi wicara untuk kondisi ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pasien terlebih dahulu. Jadi sebaiknya harus membicarakan dengan pihak dokter terlebih dahulu.
4. Mutisme
Masih ada kondisi dimana dapat diatasi melalui therapy berbicara yakni mutisme. Ini adalah sebuah gangguan dimana anak tidak mau berbicara terutama ketika berada di tempat umum atau depan orang baru.
Padahal sebenarnya anak mampu berbicara secara normal ketika sedang berada di dalam rumah. Biasanya mutisme dapat disebabkan oleh sejumlah faktor seperti cemas, malu ataupun tidak mau bersosialisasi dengan orang lain.
Baca juga tentang : Mengenal Selektif Mutisme Adalah, Definisi dan Gejalanya
Ini Rekomendasi Terapi Wicara Terpercaya
Sudah tahu apa sajakah tahapan terapi wicara di atas bukan? Sampai di sini, Anda pasti berencana akan mengikuti program tersebut. Sebelum Anda memilih layanan tersebut, maka ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut.
Hal paling utama agar Anda dapat memperoleh terapi terpercaya adalah melihat lisensi dari jasa berkaitan terlebih dahulu. Pastikan mereka sudah mempunyai legalitas jelas sehingga akan memberikan rasa aman tersendiri.
Selain itu, pengguna dapat memilih layanan dimana sudah mempunyai pengalaman dan pengetahuan di bidangnya. Cobalah pertimbangkan layanan dimana banyak direkomendasikan oleh pengguna terapi wicara.
Jika perlu, Anda juga dapat mengecek spesialisasi yang dimiliki oleh mereka karena akan berpengaruh terhadap kesuksesan selama program berlangsung. Sebab beberapa tempat menyediakan metode berdasarkan spesialisasi tertentu.
Masih bingung akan menggunakan jasa yang mana guna memperoleh layanan terbaik? Wicaraku adalah pilihan paling tepat. Untuk memperoleh informasi terkait dengan tahapan terapi wicara segera hubungi kami di +62 895-4151-54575 terlebih dahulu.
Referensi Penulisan:
- Halodoc. “Terapi Wicara”, https://www.halodoc.com/kesehatan/terapi-wicara?srsltid=AfmBOop6m0_YABlfEsr0g7LTfNHcuroEgYlTlgJaf4XEmFbxr1CYu3nv, diakses pada 26 Agustus 2024.
- Halodoc. “4 Hal yang Perlu Dilakukan Saat Lakukan Terapi Wicara”, https://www.halodoc.com/artikel/4-hal-yang-perlu-dilakukan-saat-lakukan-terapi-wicara?srsltid=AfmBOoorBASLhHXoZhTqCP6ZEXytdIeoneR3h7Q_bgZfe0ZCINl-UgHM, diakses pada 26 Agustus 2024.
